Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Seni Domyak Khas Purwakarta, Hidup Segan Mati Tak Mau

Domyak merupakan produk kesenian turun temurun di Purwakarta. Namun, saat ini keberadaanya terancam punah.
Kesenian Domyak./Bisnis-Asep Mulyana
Kesenian Domyak./Bisnis-Asep Mulyana

Bisnis.com, PURWAKARTA – Jauh dari ingar bingar kehidupan kota, tepatnya di Desa Pasir Angin, Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta, ada sebuah tradisi kebudayaan unik masyarakatnya.

Konon, produk kesenian tersebut hanya dilakukan masyarakat setempat sebagai bagian dari ritual meminta hujan kepada sang pencipta saat musim kemarau seperti sekarang ini.

Adalah Domyak, yang mungkin tak banyak orang yang tahu jika ini produk kesenian khas yang melegenda di Kabupaten Purwakarta.

Memang, seiring perkembangan jaman kesenian khas Purwakarta ini seolah tersisihkan. Tak heran, banyak diantara masyarakat tak tahu apa itu kesenian Domyak dan bagaimana bentuknya.

Menurut cerita warga sekitar, Domyak merupakan produk kesenian turun temurun di wilayah itu. Namun, saat ini keberadaanya terancam punah. Mengingat, tak ada generasi penerus yang mau menggeluti kesenian leluhur ini.

Beberapa waktu lalu, salah seorang pegiat kesenian Domyak di desa tersebut, Yosi Agustiawan menuturkan, kesenian Domyak terancam punah jika tak lagi ada penerusnya. Apalagi, saat ini para penggiatnya bisa dihitung jari. Bahkan, hanya sedikit saja yang bisa memainkan alat kesenian tersebut.

"Itupun didominasi orang tua dan lanjut usia," ujar Yosi kepada wartawan.

Yosi pun menjelaskan, silsilah penamaan seni tradisi Domyak tersebut. Sebenarnya, kata dia, nama kesenian khas desa itu awalnya bernama Buncis. Namun, di tahun 80-an namanya berubah menjadi Domyak. Berdasarkan cerita warga sekitar, penamaan Domyak bermula dari kesenian Buncis pimpinan Mama Nuria dan Abah Janata.

"Akronim Domyak sendiri memiliki arti 'Ari Dur Ari Rampayak'. Dur adalah bunyi bedug dari salah satu waditra musik pengiring kesenian. Sedangkan Rampayak artinya menari. Jadi, ketika ada suara dur dari bedug itu (pemain) langsung menari. Jadi, mulai saat ini nama Domyak yang dipakai untuk kesenian Buncis ini," jelas dia.

Selain itu, lanjut dia, kesenian Domyak biasanya berkaitan dengan ritual meminta hujan (Mapag banyu). Salah satu ritual khususnya, yaitu ngibakan ucing (memandikan kucing) yang terlebih dahulu dimulai dengan arak-arakan keliling kampung.

"Kucing dimasukkan ke dalam kurungan yang disebut dongdang ucing dan tandu oleh dua orang. Arak-arakan diiringi dengan tetabuhan seperti Angklung, Dogdog, Bedug, Kendang, Goong, dan sebagainya. Mereka kemudian menuju ke suatu mata air dan kemudian melaksanakan ritual ngibakan ucing tadi," kata dia.

Biasanya, ritual dimulai dengan mupuhun yang dipimpin oleh seorang pemimpin upacara yang disebut Pangasuh (pengasuh). Mupuhun adalah semacam uluk salam, atau dalam peribahasa Sunda diartikan sebagai mipit kudu amit, menta kudu bebeja, ngala kudu menta (meminta izin terlebih dahulu).

Ungkapan tersebut, juga bermakna bahwa jika sesuatu yang akan dilakukan itu haruslah diawali dengan meminta izin dan memohon berkah keselamatan dari yang maha kuasa.

Setelah mupuhun dilaksanakan, pangasuh menyuruh seseorang untuk melantunkan kidung beberapa bait, dan setelah selesai kidung maka kucing yang ada di dalam sebuah kurungan itu diguyur (disiram) air atau yang disebut dengan ngibakan ucing.

"Ngibakan ucing di sini mempunyai makna, kucing tidak pernah mandi dan hal ini adalah sebuah ajaran bahwa manusialah yang sebaiknya mandi untuk membersihkan diri," seloroh dia.

Namun, tradisi meminta hujan yang menjadi cikal bakalnya produk kebudayaan ini, keberadaan seni Domyak pun belakangan mulai jarang sekali ditampilkan terlebih sepeninggal Abah Jumanta.

Dia berharap, seni domyak menjadi salah satu seni kebanggan masyarakat Purwakarta dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah termasuk mengikutsertakan kesenian Domyak di acara-acara resmi pemerintah. (K60)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Asep Mulyana
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper