Bisnis.com, PURWAKARTA – Warga yang bermukim di Desa Kembang Kuning, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta sejak beberapa pekan ini resah setelah terjadinya pencemaran sungai di wilayah mereka.
Pencemaran aliran sungai tersebut disinyalir akibat adanya kebocoran pipa pengelolaan limbah milik PT Indorama Synthetics. Selain pencemaran air, warga pun terganggu dengan bau busuk menyengat yang timbul dampak dari kondisi tersebut.
Tak ada perhatian dari pemda atas kondisi yang dialami mereka selama ini, akhirnya kekesalan warga memuncak pada Sabtu (10/9/2022) kemarin. Mereka, pada kemudian melampiaskan kekesalannya dengan cara memblokade jalan utama menuju perusahaan pengahasil benang itu, hingga puluhan bus angkutan karyawan tak bisa melintas.
Awal pekan kemarin, akhirnya perwakilan warga bersama pihak dari PT Indorama Synthetics bisa duduk bersama untuk membahas persoalan tersebut. Mediasi antara kedua pihak ini, juga turut dihadiri Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi.
Ada beberapa poin yang dihasilkan dari mediasi tersebut. Diantaranya, pihak perusahaan siap bertanggung jawab dan akan memenuhi apa yang menjadi tuntutan warga.
Ali Aman, perwakilan dari PT Indorama Synthetics memastikan pihaknya akan transparan terkait apa yang terjadi saat ini. Dari hasil investigasi internal, Ali juga menyebut pencemaran ini akibat terjadi kebocoran, karena salah satu instalasi terputus. Selain itu ada tutup pipa yang hilang diduga dicuri. Sehingga terjadi bau yang sangat menyengat.
"Mengenai bau itu kita akui. Ini salah kami, kami akui. Kebocoran itu mengakibatkan bau diam di satu tempat sehingga ketika ada angin maka terbawa, kalau ada air besar itu terbawa oleh arus," ujar Ali.
Alat Ukur Air-Udara
Sementara itu, Selasa (13/9/2022) pagi tim Pengendali Dampak Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi telah melakukan pengecekan langsung ke sumber yang diduga mengandung limbah dan bau, termasuk pengujian terhadap kualitas air dan udara di sekitar pabrik tersebut.
Di tempat tersebut, tim dari KLHK juga langsung mengambil sejumlah sampel untuk diteliti. Nantinya sampel tersebut akan diteliti di lab dan hasilnya keluar maksimal 14 hari kerja.
Selain di sekitar pabrik sampel juga diambil dari aliran Sungai Cikembang. Uniknya di tempat ini Dedi Mulyadi justru mendapati lebih banyak limbah dan sampah rumah tangga dibanding dengan bau menyengat dari zat kimia.
Ditemui usai kegiatan, Dedi menjelaskan uji tersebut dilakukan untuk menjawab teka-teki warga soal bau dan limbah yang dibuang oleh pihak perusahaan.
"Kita tidak bisa simpulkan sekarang bagaimana hasilnya, tapi harus tunggu hasil lab. Nanti akan terjawab teka-teki mengapa terjadi bau yang selama ini tak pernah terjadi. Dan juga menjawab apakah ini berbahaya atau tidak," ujar Dedi.
Sebagai wakil rakyat, Dedi juga meminta pihak perusahaan untuk membuat alat ukur kadar udara dan air di dekat pabrik. Hal tersebut sebagai langkah transparansi sehingga masyarakat bisa mengakses informasi secara digital.
"Limbah itu sifatnya kimiawi tidak bisa asal ditafsirkan. Maka harus dijawab dengan hal ilmiah juga dengan membuat alat ukur yang bisa memberikan informasi terkini soal kualitas udara dan air di sekitar perusahaan," kata dia.
Selain itu pihak Indorama juga telah setuju untuk membangun kawasan wisata edukasi di Sungai Cikembang. Selain berfungsi sebagai tempat rekreasi, lokasi tersebut juga akan menjadi patokan kelayakan sungai dari ambang batas limbah.
Nantinya, kata Dedi, di lokasi tersebut bisa dibuat water treatment yang bisa memurnikan air. Selain itu disebar banyak ikan sebagai indikator jika terjadinya pencemaran.
"Kalau ikan hidup dan berkembang biak berarti air itu aman. Tapi kalau yang hidup hanya ikan sapu-sapu berarti Sungai Cikembang kotor," tegas dia.
Di luar itu, Dedi Mulyadi juga mendorong adanya transparansi soal tenaga kerja. Ia meminta perusahaan membuat perencanaan kebutuhan SDM dalam lima tahun ke depan. Sehingga warga sekitar bisa mempersiapkan anak-anaknya sekolah atau kuliah untuk mengejar kebutuhan SDM perusahaan.
"Dan kemarin Indorama juga sudah komitmen untuk membangun Jalan Cibinong yang rusak senilai Rp 9 miliar. Ini semua bisa terpenuhi karena aspek dialog," ucapnya.
Pria yang identik dengan iket putih itu pun meminta tidak ada lagi pihak yang menyetop bus angkutan karyawan pabrik. Terlebih kini sudah ada solusi dan juga bonus berupa pembangunan kawasan wisata edukasi dan jalan yang bermanfaat bagi warga.
"Perlu diingat dan dikritisi juga bahwa limbah dan sampah rumah tangga tadi kita lihat juga banyak. Ini perlu dibangun kesadaran kritis bukan hanya pada industri tapi lingkungan sekitar kita yang setiap hari menghasilkan limbah dan sampah," pungkasnya. (K60)