Bisnis.com, CIREBON - Nelayan kecil dengan ukuran kapal di bawah 30 (GT) di pesisir utara Cirebon, Jawa Barat, terpaksa gigit jari akibat adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi oleh pemerintah.
Menurut para nelayan, kenaikan harga BBM dikhawatirkan berpengaruh besar terhadap jumlah pendapatan.
Nelayan di Mundur Pesisir Kabupaten Cirebon, Purwanto mengatakan, kenaikan BBM menjadi penambahan para nelayan selain sulitnya mendapatkan tangkapan di lautan.
Para penangkap ikan ini berharap, ada solusi terbaik dari pemerintah, baik berupa bantuan subsidi atau upaya peningkatan hasil tangkapan.
"Tangkapan sekarang tidak seperti dahulu. Sekarang, semakin sedikit ditambah naiknya BBM," kata Purwanto kepada Bisnis.com di Kabupaten Cirebon, Minggu (4/9/2022).
Selain kenaikan harga BBM, nelayan mengeluhkan sering terjadinya kelangkaan solar subsidi.
Mulyadi, nelayan di pesisir Cangkol, Kota Cirebon menyebutkan, beberapa tahun terakhir nelayan kesulitan untuk mendapatkan pasokan solar.
Padahal, saat hendak melakukan pembelian ke SPBU terdekat, para pencari ikan ini sudah menyertakan surat keterangan.
"Saat ke SPBU, kata petugas selalu bilang sudah habis atau nanti jam sekian datang lagi. Saat datang kembali, nyatanya tidak ada. Padahal kami punya surat untuk membeli solar," kata Mulyadi kepada Puan.
Bagi nelayan, saat tidak berhasil mendapatkan solar bersubsidi, artinya mereka tak akan pergi melaut. Hal ini karena BBM non subsidi dijual dengan harga tiga kali lipat lebih mahal.
Sementara, hasil tangkapan nelayan dalam beberapa bulan terakhir ini tidak pernah memuaskan. "Berangkat dari pagi sampai siang juga cuma dapat paling banyak 4 kilogram. Sementara pengeluaran lebih besar, artinya kami rugi," katanya.
Mulai Sabtu (3/9/2022), pemerintah resmi menaikkan harga BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar. Pertalite naik menjadi Rp10.000 per liter, dari harga awal Rp7.650.
Sedangkan Solar naik dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter. BBM nonsubsidi jenis Petamax pun ikut naik menjadi Rp14.500 per liter dari harga Rp12.500.
Pembelian Pertalite dan Solar pun harus dilakukan melalui aplikasi MyPertamina. Pembatasan ini dilakukan oleh pemerintah agar pemberian subsidi lebih tepat sasaran.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengingatkan kepada masyarakat yang merasa berhak mendapatkan BBM subsidi agar segera mendaftarkan kendaraannya.
“Ini adalah langkah pemerintah dan Pertamina dalam memastikan subsidi BBM menjadi lebih tepat sasaran, sebagai bentuk perlindungan kepada masyarakat yang memang berhak menikmati subsidi BBM,” kata dia dalam keterangan resminya, Rabu (31/8/2022).