Bisnis.com, BANDUNG--Sektor ketenagakerjaan Jawa Barat mengalami musim yang cerah sejak akhir 2021 lalu memasuki awal tahun 2022.
Hal ini dipicu tren perbaikan ekonomi Jawa Barat yang positif pada triwulan I 2022 dengan ditopang oleh relaksasi PPKM yang kemudian mendorong konsumsi, dan ekspor, serta aktivitas sektoral seperti industri, perdagangan, hingga akmamin.
Laporan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Mei 2022 lalu menuturkan terjadi fenomena peningkatan penduduk bekerja melebihi peningkatan jumlah angkatan kerja sehingga mengindikasikan bahwa penyerapan penduduk bekerja ini bukan hanya berasal dari angkatan kerja baru namun juga terdapat peningkatan penyerapan penduduk bekerja dari angkatan kerja yang sudah ada sebelumnya.
“Konsistensi perbaikan indikator ketenagakerjaan pada Februari 2022 ini baik apabila dibandingkan dengan Februari 2021 maupun Agustus 2021 menunjukkan bahwa perbaikan kondisi ketenagakerjaan secara konsisten terus berlangsung seiring dengan pemulihan ekonomi Jawa Barat terutama pasca melandainya lonjakan kasus Covid-19 varian delta,” dikutip Tim Jelajah Investasi Jawa Barat.
Kondisi ini juga menunjukkan bahwa terpaan badai Covid-19 varian omicron pada awal 2022 tidak terlalu menekan ketenagakerjaan ekonomi Jawa Barat seperti saat terjadi varian delta pada 2021.
Perbaikan ini juga sejalan dengan terus membaiknya kondisi perekonomian Jawa Barat yang ditopang oleh pertumbuhan konsumsi, dan ekspor, dan terjaganya investasi, serta aktivitas sektoral.
BI menilai perbaikan perekonomian ini juga tidak lepas dari keberhasilan kebijakan penanganan Covid-19 oleh pemerintah yang akhirnya mampu mengontrol penyebaran virus dan secara berangsur mengembalikan mobilitas masyarakat serta aktivitas ekonomi, sehingga meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
Merujuk data BPS Jawa Barat, jumlah penduduk usia kerja di Jawa Barat pada Februari 2022 adalah sebanyak 37,42 juta orang, menurun sebesar 0,36 juta orang dibandingkan Februari 2021, dan 0,67 juta orang dibandingkan dengan Agustus 2021.
Namun dari 37,42 juta orang penduduk usia kerja ini, sebesar 28,82 juta orang (66,3%) merupakan angkatan kerja, sedangkan 12,6 juta orang (33,7%) lainnya merupakan bukan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja ini terus mengalami peningkatan dari Februari 2021 dan Agustus 2021 yang masing-masing sebesar 24,5 juta orang, dan 24,74 juta orang.
Sedangkan di sisi lain, jumlah bukan angkatan kerja mengalami penurunan dibandingkan dengan Februari 2021 dan Agustus 2021 yang masing-masing sebesar 13,28 juta orang, dan 13,35 juta orang.
Apabila melihat komposisi dari angkatan kerja di Jawa Barat, terlihat bahwa sebagian besar masih didominasi penduduk bekerja dengan presentase sebesar 91,66% atau 22,75 juta orang. Sedangkan sisanya adalah pengangguran dengan presentase sebesar 16,43% atau 2,07 juta orang. Jumah penduduk bekerja mengalami peningkatan sebesar 0,44 juta orang dari Februari 2021, dan Agustus 2021.
“Sedangkan, jumlah pengangguran pada Februari 2022 ini mengalami penurunan sebesar 0,12 juta orang dibandingkan dengan kondisi Februari 2021, dan menurun sebesar 0,36 juta orang dibandingkan dengan Agustus 2021.” katanya.
Definisi angkatan kerja sendiri adalah penduduk yang sudah memasuki usia kerja, baik yang sudah bekerja, belum bekerja, atau sedang mencari pekerjaan. Menurut ketentuan pemerintah Indonesia, penduduk yang sudah memasuki usia kerja adalah mereka yang berusia minimal 15 tahun sampai 65 tahun.
Merujuk data di atas, artinya angkatan kerja di Jawa Barat masih didominasi oleh mereka yang sudah bekerja sementara belum bekerja alias menganggur terbilang rendah.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat HUT Jabar ke 77 Tahun juga menyampaikan capaian yang telah diraih Provinsi Jawa Barat mulai dari pengentasan kemiskinan, hingga penurunan tingkat pengangguran.
Jelajah Investasi Jabar digelar Bisnis Indonesia perwakilan Bandung terselenggara berkat dukungan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jabar, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Barat, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, PT Migas Utama Jabar, Bank BJB, PT Jamkrida Jabar, PT IBRM, dan Pemkab Sumedang.