Bisnis.com, CIREBON – Sejumlah warga Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengaku kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite di beberapa SPBU. Hal itu terjadi di tengah rencana pemerintah yang bakal menaikan harga BBM tersebut.
Pantauan Bisnis, Minggu (28/8/2022), di sejumlah SPBU sepanjang Jalan Pangeran Cakrabuana, Kabupaten Cirebon, terlihat tempat pengisian BBM di jalur pantura itu tidak menjual BBM Pertalite.
Hal tersebut terlihat dari terlihat dari tulisan sebuah carik kertas yang berisi "pertalite habis, sedang menunggu kiriman". Pengumuman tersebut dipasang di pintu masuk SPBU.
Warga Kabupaten Cirebon, Yoga Ardiansyah mengaku kesulitan mendapatkan BBM Pertalite sejak sepekan terakhir ini. Akibatnya, ia terpaksa menggunakan BBM Pertamax untuk kendaraan roda dua miliknya.
Penggunaan BBM jenis Pertamax, menurutnya, harus merogoh kocek lebih dalam ketimbang menggunakan Pertalite. Selain itu, penggunaan Pertamax pun jauh lebih boros.
"Kalau pakai Pertamax, motor lebih boros. Saya kan bekerja di lapangan, sehingga pengeluaran menjadi lebih besar," kata Yoga kepada Bisnis.com.
Petugas SPBU Jalan Pangeran Cakrabuana, Yulianto mengatakan banyak pengendara yang memutar balik kendaraan untuk mencari BBM Pertalite. Tetapi sebagian lainnya, terpaksa mengantre agar mendapatkan BBM jenis pertamax.
"Belum ada pengiriman Pertalite lagi. Tidak tahu kapan akan dikirim, di sini cuma ada Pertamax dan Pertamina Dex," kata Yulianto.
Seperti diberitakan sebelumnya, kenaikan harga BBM yang disalurkan Pertamina terus disuarakan pemerintah. Terbaru, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberi sinyal kemungkinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengumumkan kenaikan harga BBM pada minggu depan.
Menurut Luhut, Presiden Jokowi telah mengindikasikan bahwa pemerintah tidak bisa terus mempertahankan harga Solar dan Pertalite di harga saat ini.
"Itu modelling ekonominya saya kira sudah dibuat, nanti mungkin minggu depan Presiden akan mengumumkan mengenai apa, bagaimana, mengenai kenaikan harga [BBM] ini," kata Luhut.
Dia mengatakan dengan pernyataan Presiden yang sudah mengindikasikan tidak mungkin harga BBM Pertamina terus ditahan. Apalagi, kata mantan Kepala Kantor Staf Presiden ini, harga BBM Indonesia masuk termurah se-kawasan.
"[Harga BBM] kita jauh lebih murah dari yang lain dan itu beban terlalu besar kepada APBN kita," ujarnya.