Bisnis.com, CIREBON - Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon menyatakan angka kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Cirebon tergolong tinggi. Sepanjang 2022 ini terjadi 1.258 kasus.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Sartono mengatakan penyakit DBD perhatian khusus pemerintah daerah selain pandemi covid-19.
Berdasarkan data, kata Sartono, ada lima kecamatan di Kabupaten Cirebon yang menjadi endemik DBD, yakni Plumbon, Plered, Weru, Depok, dan Palimanan.
"Dari jumlah tersebut, sembilan orang di antaranya harus meninggal dunia," kata Sartono kepada Bisnis.com di Kabupaten Cirebon, Senin (8/8/2022).
Sartono mengatakan, ada satu wilayah kecamatan di Kabupaten Cirebon yang menjadi daerah penyumbang kasus DBD terbanyak, yakni Kecamatan Plumbon.
Hasil dari pemantauan tim P2P Dinkes Kabupaten Cirebon, kondisi geografis Kecamatan Plumbon membuat larva atau jentik nyamuk di mengandung virus.
Sehingga, saat nyamuk aides aegypti sudah besar dan mengigit, seseorang yang memiliki daya tahan tubuh lemah bisa langsung terkena DBD.
"Kami tidak tahu larva di wilayah Plumbon sendiri saat diteliti sudah mengandung virus. Kasus di Plumbon sendiri persis dengan kasus di daerah Bogor. Di Plumbon saja, jumlah kasus mencapai 138," katanya.
Dalam upaya meminimalisir penyebaran DBD, Dinkes Kabupaten Cirebon melakukan berbagai cara, di antaranya pengasapan fogging nyamuk dan sosialisasi pencegahan kepada masyarakat.
Sartono mengimbau, kepada masyarakat di Kabupaten Cirebon untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan cara tidak membiarkan nyamuk untuk bersarang.
"Ketika lingkungan bersih, saya yakin nyamuk juga tidak ada, karena larva kalau dibuang ketanah otomatis langsung mati. Makannya diperlukan kepedulian dari warga itu sendiri tentang kebersihan lingkungan," katanya.