Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Air Lindi TPA Cemari Sungai, DPRD Purwakarta: Pengelolaan Sampah yang Memprihatinkan

Komisi III DPRD Kabupaten Purwakarta belum lama ini mendapat aduan dari masyarakat mengenai adanya pencemaran air sungai di sekitar Desa Margasari.
Sapi yang digembalakan di TPA Cikolotok dan sengaja dibiarkan mencari makan dari sampah rumah tangga dan industri.
Sapi yang digembalakan di TPA Cikolotok dan sengaja dibiarkan mencari makan dari sampah rumah tangga dan industri.

Bisnis.com, PURWAKARTA – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRR) Kabupaten Purwakarta prihatin dengan pola penanganan sampah di wilayah ini. Pasalnya, dari sudut pandang mereka penanganan sampah yang dilakukan masih jauh dari standar operasional prosedur (SOP).

Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Purwakarta Hidayat menuturkan belum lama ini pihaknya mendapat aduan dari masyarakat mengenai adanya pencemaran air sungai di sekitar Desa Margasari, Kecamatan Pasawahan. Setelah dicek ke lokasi, ternyata sumber pencemarannya berasal dari cairan yang dihasilkan dari timbunan sampah (air lindi) di TPA Cikolotok.

"Tadi pagi kami sudah cek ke lapangan. Setelah kami amati, ternyata pengelolaan sampah di Cikolotok belum sesuai dengan SOP. Buktinya, air lindi tidak terkelola secara maksimal hingga mengakibatkan pencemaran lingkungan," ujar Hidayat saat meninjau langsung pencemaran air di sekita TPA Cikolot, Desa Margasari, Kecamatan Pasawahan, Selasa (26/7/2022).

Melihat kodisi tersebut secara langsung, Hidayat pun mendesak pemerintah daerah untuk segera merancang formula terkait penanganan sampah di TPA tersebut. Jangan sampai, kondisi seperti ini dibiarkan berlarut-larut, karena jelas masyarakat yang akan dirugikan.

"Sungai ini menjadi sumber air masyarakat di sekitar, salah satunya untuk kebutuhan pengairan sawah. Tapi kalau tercemar seperti ini, jelas airnya tidak akan bisa digunakan," tegas dia.

Dalam penanganan sampah ini, pihaknya secara tegas meminta keseriusan dari pemerintah. Menurutnya, tata kelola penanganan sampah harus dibuat tersistem. Misalnya untuk penanganan cemaran air lindi, pihaknya meminta supaya pemerintah membuat tempat khusus menampungnya.

"Selain tempat penampungan dan saluran untuk air lindi, bila perlu terlebih dahulu dibuat tanggul di sekitar sungai. Sehingga air lindi tidak limpas ke sungai yang menjadi sumber air warga," tegas dia.

Saat meninjau ke TPA Cikolotok, ada hal lain yang membuat miris jajarannya. Yakni, keberadaan ratusan sapi yang digembalakan di tempat pembuangan sampah. Pihaknya pun menyaksikan sendiri, bagaimana hewan ternak tersebut sengaja dibiarkan mencari makan dari sampah rumah tangga dan industri.

Pemandangan tersebut jelas menimbulkan kekhawatir tersendiri bagi jajarannya. Terutama, soal kesehatan hewan ternak tersebut. Apalagi, ratusan sapi itu setiap harinya mengkonsumsi sampah. Khawatirnya, ketika dipotong ada racun yang mengendap dalam daging hewan tersebut.

"Kata petugas di sini, sapi-sapi itu memang sudah lama berada di lokasi pembuangan sampah. Jadi, sapi tersebut sengaja digembalakan oleh miliknya. Ini sangat ironis," kata dia.

Saat ini, yang terlintas dalam pikirannya hanya satu. Apakah daging hewan tersebut layak dikonsumi atau tidak. Apalagi, hewan ternak yang didominasi jenis Sapi ini mengkonsumsi sampah rumah tangga dan industri.

"Ya khawatir saja, bisa saja kan sapi itu memakan daun yang bercampur limbah B3," seloroh dia.

Terkait dengan apa yang dilihatnya itu, Hidayat menegaskan, akan segera memanggil pihak-pihak terkait di pemerintahan. Dia akan mempertanyakan seperti apa pengelolaan sampah di Cikolotok, termasuk apa yang menjadi kendalanya.

"Penanganan sampah, bagi kami sifatnya sudah sangat mendesak. Harusnya pemerintah segera mencari solusi, termasuk merancang anggaran untuk actionnya. Jangan sampah kondisi ini dibiarkan berlarut-larut," tambah dia.

Sementara itu, Kepala Bidang Persampahan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Purwakarta Irfan Suryana tak bisa membantah dengan apa yang dilihat oleh para anggota dewan ini. Memang, selama ini ada beberapa problem dalam penanganan sampah tersebut.

"Kita akui belum tempat penampungan khusus air lindi, tapi kita sudah merancang untuk membuatnya termasuk membuat tanggul. Sehingga air lindi tidak limpas ke aliran sungai. Untuk saat ini, mungkin karena keterbatasan angggaran ya," kata Irfan.

Terkait keberadaan ratusan sapi di lokasi pembuangan sampah, pihaknya menegaskan, jika hewan ternak itu memang sengaja digembalakan. Namun, bukan milik warga sekitar melainkan warga dari luar kabupaten.

"Sebenarnya, kita sudah beberapa kali juga meminta para pemiliknya untuk tidak menggembalakan sapi di TPA. Tapi, hanya beberapa saat saja permintaan kita digubris," tambah dia. (K60)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Asep Mulyana
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper