Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dorong Padi Organik, Bupati Sumedang Komitmen Hadirkan Infrastruktur Pendukung

Kabupaten Sumedang terus mengembangkan sistem pertanian organik untuk meningkatkan nilai jual sekaligus memangkas ongkos produksi. 
Petani memisahkan padi dari tangkainya secara tradisional di persawahan kawasan Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (20/6/2022). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Petani memisahkan padi dari tangkainya secara tradisional di persawahan kawasan Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (20/6/2022). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Bisnis.com, SUMEDANG - Kabupaten Sumedang terus mengembangkan sistem pertanian organik untuk meningkatkan nilai jual sekaligus memangkas ongkos produksi. 

Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir memastikan saat ini salah satu produk hortikultura di daerahnya, yakni padi sudah surplus. Hanya saja, dia mengakui, pekerjaan rumah dari pihaknya adalah bagaimana mendorong para petani bisa melakukan usaha dari hulu ke hilir. 

"Urusan produksi kita itu sudah baik, tinggal nanti dari pengemasannya dan branding agar bisa masuk ke pasar modern," ungkap Dony, Senin (25/7/2022). 

Untuk itu ia memastikan pihaknya akan terus mendorong kelengkapan infrastruktur pertanian untuk mendorong kualitas dan kuantitas hasil pertanian. 

Sementara itu, Kepala Desa Cikurubuk Kecamatan Buahdua Muhammad Fadar Junawar mengaku budi daya padi organik tak hanya mengurangi biaya pembelian pupuk kimia, tetapi juga meningkatkan hasil panen para petani. 

Ia mengatakan, budi daya padi organik di desanya mengggunakan pupuk alami yang diproduksi sendiri, bukan pupuk kimia di pasaran sehingga ekonomis. 

"Biayanya turun sampai 70 persen. Kalau dirata-ratakan, 1 hektar biasanya pupuk kimia 7 kuintal urea bersubsidi seharga Rp260.000. Itu berarti di atas Rp1,6 juta. Tapi untuk satu hektare kalau buat sendiri hanya Rp300.000," tuturnya. 

Untuk pengadaan pupuknya sendiri, lanjut Muhammad Fadar, pihaknya sudah menyediakannya di Bumdes. 

"Selain hasil produksi yang meningkat biaya menurun, Bumdes juga sudah membeli gabah petani lebih mahal di atas harga pasar," tuturnya. 

Dikatakan Kades, budi daya padi organik di desanya telah lulus uji sertifikasi dari Dinas pertanian dan Holtikultura Jawa Barat. 

"Untuk yang bersertifikat kita beli Rp50.000, lebih mahal dari harga pasar. Sedangkan yang belum bersertifikat, tapi pola budidayanya sudah organik kita beli seharga Rp30.000," katanya. 

Saat ini, kata dia, ada sekitar 15 hektare yang dijadikan lahan budi daya padi organik di wilayahnya. 

"Dari 15 hektare ini, setelah melakukan uji hasil, produksi padinya sekitar 8,6 ton per hektare gabah kering. Hasil produksi ini di atas rata-rata produksi di Kecamatan Buahdua 7,4 ton dan di Kabupaten Sumedang 6,2 ton," ungkapnya.

Lebih jauh bupati juga mendukung rencana perluasan 100 hektare lahan untuk budi daya padi organik sehingga bisa menjadi role model sebagai desa budi daya padi organik di Provinsi Jawa Barat. (K34) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper