Bisnis.com, PURWAKARTA - Penularan virus yang menjadi penyebab penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak, sampai saat ini masih menjadi perhatian serius Pemkab Purwakarta. Apalagi, belum lama ini ditemukan sekitar delapan ekor hewan jenis sapi yang dinyatakan positif dan 68 ekor lainnya suspek.
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika mengakui telah memaksimalkan pengawasan, bahkan dua pekan terakhir pasar hewan yang menjadi jalur distribusi di wilayahnya terpaksa ditutup sementara guna mengantisipasi penularan PMK tersebut.
"Kita terus upayakan langkah antisipasi sedini mungkin untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut masuk ke wilayah kita," ujar Anne dalam keterangannya, Senin (13/6/2022).
Anne menuturkan, jelang Iduladha ini pasar hewan di wilayahnya kembali dibuka, tentunya dengan berbagai pertimbangan. Salah satu indikatornya, karena di wilayahnya tidak terjadi kematian hewan ternak akibat PMK. Meski begitu, pihaknya akan terus melakukan pengawasan ekstra.
"Di kita memang telah ditemukan 8 ekor sapi yang positif PMK dan 68 ekor lainnya suspek. Tapi kita zero kematian dari PMK, yang ada 21 ekor sapi yang dinyatakan suspek telah sembuh," jelas dia.
Anne mengatakan, mendekati pelaksanaan idul adha ini pihaknya juga telah menerjunkan petugas dari dinas terkait untuk mengintensifkan pengawasan hewan ternak, baik itu yang dijual di pasar hewan atau kandang-kandang milik masyarakat.
"Hari ini, kami kita sudah melepas 70 petugas dari dinas terkait untuk melakukan pengawasan secara intensif. Mereka, akan disebar ke 17 kecamatan yang ada hingga pelaksanaan Idul Adha nanti," kata dia.
Anne menambahkan, petugas tersebut nantinya akan melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh pada hewan ternak untuk kebutuhan kurban nanti. Adapun kebutuhan hewan kurban di wilayahnya sekitar 1.852 ekor sapi, kerbau 20 ekor, kambing 110 ekor dan untuk domba sebanyak 7.872 ekor.
Menurutnya, pemeriksaan hewan ternak ini sengaja dilakukan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat sebagai konsumen daging. Karena, dikhawatirkan daging dari ternak tersebut tidak layak untuk dikonsimsi akibat terpapar penyakit menular.
"Selama ini, kebanyak hewan ternak di kita itu merupakan kiriman dari luar kabupaten. Makanya, perlu pengawasan ekstra.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Purwakarta Buddy Supryadi menambahkan ada dua pemeriksaan yang nantinya akan dilakukan pada seluruh hewan ternak.
Pertama, pemeriksaan antemortem yang dilakukan sebelum pemotongan atau saat di lokasi penjualan dan post mortem setelah pemotongan oleh tim pemeriksa saat di lokasi pemotongan hewan.
"Kami juga meminta masyarakat lebih jeli saat membeli hewan ternak untuk kebutuhan kurban nanti. Pastikan, hewan yang akan dibeli sudah bersertifikasi atau berlabel sehat," ujar Buddy.
Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat yang hendak membeli hewan kurban supaya terlebih dahulu memeriksa secara detail kondisi kesehatan hewan tersebut. Misalnya, dari fisiknya yang bisa terlihat secara kasat mata yakni posturnya gagah atau tidak cacat, bermata bening, hidung dan mulut tidak berlendir, serta berbulu mengkilat.
"Untuk saat ini, orientasi pemeriksaan lebih kepada ante mortem atau sebelum penyembelihan atau pemotongan dan post mortem. Untuk ante mortem ini dilaksanakan mulai hari ini hingga 8 Juli. Sedangkan, pos Marten akan mulai dilaksanakan dari tanggal 9 Juli sampai dengan 12 Juli 2022," pungkasnya. (K60)