Bisnis.com, BANDUNG - Untuk mendukung pertumbuhan bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), Plt Wali Kota Bandung Yana Mulyana meminta satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan badan usaha milik daerah (BUMD) yang beroperasi di Kota Kembang untuk berbelanja produk lokal.
"Kita buat surat edaran untuk meminta SKPD terkait dan BUMD menggunakan produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lokal Kota Bandung yang ada di e-katalog," kata Yana, Senin (28/3/2022).
"Kita bisa jadi tuan rumah bagi produk UMKM Kota Bandung yang sangat variatif ini, mulai dari craft, makanan, fesyen, semuanya ada. Tinggal pemerintah bisa membantu lewat business matching," tambahnya.
Salah satu caranya melalui e-katalog yang merupakan aplikasi belanja online yang dikembangkan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pemerintah (LKPP).
Aplikasi ini menyediakan beragam macam produk dari berbagai komoditas yang dibutuhkan oleh pemerintah. Yana memaparkan, saat ini baru ada 200 ribu produk yang baru masuk ke e-katalog dari seluruh Indonesia. Sedangkan, dari pemerintah pusat sendiri menargetkan di bulan Mei harus ada 1 juta produk UMKM yang bergabung ke e-katalaog.
"Ada kriteria tertentu yang harus dipenuhi. Mudah-mudahan Kota Bandung bisa mulai persiapan untuk masuk ke e-katalog. Kita dorong siapapun yang passionnya ingin jadi pengusaha. Insyaallah pemerintah hadir dengan meningkatkan kualitas teman-teman UMKM Kota Bandung," ungkapnya.
Menanggapi imbauan ini, Ketua Dekranasda Kota Bandung Yunimar Mulyana menyampaikan e-katalog akan menjadi salah satu strategi marketing Dekranasda.
"Untuk strategi marketing sendiri, selain melalui pameran-pameran, seperti tadi arahan dari Plt Wali Kota, kita juga akan tampilkan di e-katalog," ucap Yunimar.
Di samping itu, Yunimar menambahkan, Dekranasda akan bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung untuk mempromosikan Galeri Patrakomala melalui PT. KAI, bandara, atau di tempat-tempat lainnya.
"Setiap tamu yang hadir ke Kota Bandung, kita ajak untuk ke sini. Kita juga kerjasama dengan hotel dan travel untuk mengajak para turis ke galeri ini, sehingga orang-orang bisa melihat produk kita," imbuhnya.
Sampai saat ini, telah ada 250 produk dari berbagai UMKM di Kota Bandung yang 'mejeng' pada etalase Galeri Patrakomala. Semua produk ini telah dikurasi oleh Dekranasda.
"Semua produk di sini unik karena sudah kita kurasi. Secara periodik, setiap tiga bulan sekali, produk-produk UMKM Kota Bandung akan ditampilkan bergiliran. Selain juga nanti akan diikutkan ke pameran-pameran," paparnya.
Yunimar berharap, dengan adanya galeri ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bisa membantu pelaku usaha untuk pemulihan ekonomi dengan menampilkan produk-produk mereka.
"Galeri ini merupakan satu upaya Dekranasda dalam mewujudkan mengembangkan kreativitas para UMKM pengrajin. Sehingga mereka bisa berdaya dan semakin maju berdiri sendiri setelah terdampak pandemi," tutur Yunimar.
Galeri Patrakomala juga suskes dihadirkan sebagai Galeri Dekranasda yang sekaligus merupakan bentuk implementasi kemitraan Dekranasda dengan Pemkot Bandung yang difasilitasi oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung sebagai salah satu upaya promosi dan memperkuat eksistensi produk unggul Kota Bandung.
"Dekranasda merupakan inisiasi dari Umi Siti Muntamah. Hingga saat ini, masih memberikan dukungan pada kami untuk melanjutkan Dekranasda.
Sehingga sekarang kami bisa memiliki rumah untuk promosi produk-produk UMKM," ungkapnya.
Dengan adanya galeri ini, Yunimar berharap, target omzet UMKM melalui Dekranasda bisa mencapai Rp10 miliar di tahun 2022.
Sedangkan Kepala Disdagin Kota Bandung Elly Wasliah mengatakan selama soft opening sejak November 2021 silam, Dekranasda telah menghasilkan omzet sebesar Rp100 juta.
"Sebelum launching besar seperti sekarang, alhamdulillah kita sudah mencapai Rp100 juta. Jadi, target dari Dekranasda Kota Bandung di tahun 2022 ini omzetnya bisa Rp10 M. Sebab, di tahun lalu target kita Rp6 miliar dan alhamdulillah realisasinya lebih," kata Elly.
Sampai saat ini, Elly mengakui jika fesyen tetap jadi jenis produk unggulan dari Kota Bandung. Melihat potensi ini, ia mengatakan, dalam waktu dekat Dekranasda dan Disdagin Kota Bandung akan menggelar beberapa acara fesyen.
"Sekitar September, akan ada acara Bandung Week Market. Lalu, ada Bandung Fashion Week, acara yang lebih besar dari Pasar Kreatif karena produk yang dipilih itu kualitas ekspor. Rencananya bulan Juni 2022," jelasnya.
Kedua program, tambah Elly, merupakan bentuk kerjasama Disdagin dengan Dekra demi meningkatkan ekspor. Sebab, konsumen produk UMKM Kota Bandung tak hanya dari dalam negeri, tapi juga sampai ke mancanegara.
"Paling banyak kita ekspor itu di wilaya Asia, seperti Jepang, Korea, Singapura. Beberapa juga kita ekspor sampai ke Eropa," jelasnya. (K34)