Bisnis.com, CIREBON - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jawa Barat mendorong pelaku ekonomi kreatif dari usaha mikro kecil menengah (UMKM) Kabupaten Cirebon naik kelas. Usaha tersebut masih terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PKS Jawa Barat Haru Suandharu mengatakan sektor ekonomi kreatif di Kabupaten Cirebon memiliki potensi sangat tinggi dan cukup dikenal oleh masyarakat luar.
"Kabupaten Cirebon sebagai kota budaya, di sana tumbuh industri dan komunitas kreatif. Mereka semua harus bertahan di tengah pandemi, perlu didorong," kata Haru dalam keterangan tertulis, Senin (28/3/2022).
Haru mengatakan, hambatan pelaku ekonomi kreatif untuk naik kelas yakni, kesulitan memperoleh perizinan dari dinas terkait hingga keterbatasan upaya promosi.
Ditambahkan Haru, dorongan yang bakal dilakukan oleh pihaknya yakni menggandeng perusahaan melalui program corporate social responsibility (CSR) atau mendorong pemerintah menggelontorkan dana APBD maupun APBN.
"Kami akan bantu untuk membuka semua akses. Ekonomi kreatif harus maju, supaya mereka juga membuka lapangan kerja untuk warga lainnya," kata Haru.
Islahuddin, pelaku UMKM madu hitam Kabupaten Cirebon menyebutkan pemerintah daerah seharusnya mengandalkan investasi besar saja, lantaran tidak akan maju secara progresif.
Sektor UMKM, kata Islahuddin, harus juga dirangkul oleh perusahaan besar, di antaranya ritel modern untuk promosi serta pemasaran.
"Kalau begini perekonomian Kabupaten Cirebon akan menjadi daerah pertama yang pulih pascapandemi ini," kata Islahuddin.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Cirebon tengah melakukan percepatan investasi, salah satunya merangkul para pelaku UMKM agar berdaya saing dengan pengusaha industri besar.
Di Kabupaten Cirebon, investasi terbesar berada di sektor usaha tersebut sebesar 85 persen.
Janji dari pemerintah daerah untukpelaku UMKM akan mendapatkan kemudahan sistem perizinan, perluasan akses modal dan pasar, pembangunan jejaring, dan pusat pengembangan ekonomi.
Indikator suksesnya percepatan investasi yakni, neraca perdagangan berimbang menuju surplus, persentase pelaku usaha minimal 5 persen dari jumlah penduduk, angka pengangguran nol, angka kemiskinan nol, dan neraca pangan menuju surplus.
Sehingga, nantinya bakal muncul perintis usaha baru dan pengusaha yang sudah terjun sebelumnya bakal meningkatkan skala, baik dari jumlah produksi dan tenaga kerja.