Bisnis.com, SUKABUMI - Ikromulloh seperti menemukan jalan untuk passionnya di dunia pertanian. Meski sudah sempat merantau ke Kalimantan untuk bekerja di bidang Hutan Tanaman Industri (HTI), kini ia bisa kembali ke daerah kelahirannya dan menjadi petani milenial di bidang jamur kayu.
Milenial berusia 22 tahun ini memulai langkah menjadi petani milenial pada awal 2021 lalu. Hingga akhirnya pada September 2021, ia mendapatkan permodalan dari perbankan senilai Rp50 juta.
"Awalnya September, kemudian ditempatkan di Kantor Cabang Dinas Kehutanan Wilayah III Kabupaten Sukabumi," kata Ikromulloh kepada Tim Jelajah Petani Milenial Bisnis Indonesia, Rabu (24/3/2022).
Tiga kumbung yang dikelola oleh empat petani milenial tersebut berisi puluhan ribu baglog jamur kayu. Per hari, menurut Ikromulloh bisa menghasilkan 50 kg jamur setiap kumbung.
"Per kg, itu dijual ke offtaker Rp10.000," jelasnya.
Menurutnya, pemeliharaan baglog jamur kayu ini gampang-gampang susah. Yang utama adalah ketekunan dan keuletan untuk memelihara baglog jamur kayu agar terhindar dari hama. "Biasa ada ulat atau ngengat, jadi harus dicek setiap hari," ungkapnya.
Ia juga menilai perputaran uang di bisnis jamur kayu ini juga terbilang cukup cepat. Sehingga secara ekonomi, diakuinya cukup menjanjikan.
"Perputaran uangnya cepat, jadi cocok untuk milenial yang ingin menambah penghasilan," jelasnya.
Bisnis Indonesia perwakilan Jawa Barat menggelar Program Jelajah Petani Milenial Juara. Perjalanan jurnalistik ini turut didukung oleh Humas Jabar dan Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat, Dinas Kehutanan Jawa Barat, Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat, Dinas Perkebunan Jawa Barat, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat, dan Bank BJB.