Bisnis.com, BANDUNG — Program Petani Milenial yang digulirkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bukanlah program simsalabim.
Tak hanya peserta yang bekerja keras, organisasi perangkat darah (OPD) pengampu program juga berjuang keras agar program ini menata masa depan yang cerah. Salah satunya Petani Ikan Milenial (PIM) gagasan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jawa Barat.
Kepala DKP Jawa Barat Hermansyah mengatakan pihaknya mulai merilis PIM pada 27 April 2021, diawali dengan 10 petani milenial budidaya nila di Ciherang, Cianjur.
Kesepuluh peserta masing-masing mendapatkan 6 kolam bundar atau bioflok. “Dan untuk sekelas pertama mereka sudah panen tiga bulan kemudian,” katanya pada Tim Jelajah Petani Milenial Juara.
Diakui Hermansyah, peserta PIM pertama pada awalnya tidak menuai hasil sesuai harapan Gubernur Jabar Ridwan Kamil terkait penghasilan peserta Rp4 juta--Rp5 juta per bulan.
"Artinya kalau 3 bulan atau 4 bulan itu harusnya mereka mendapat sekitar Rp 12 juta atau sampai Rp15 jutaan, jadi bisa dapat 5 juta sebulan atau 4 juta sebulan," katanya.
Namun angka tersebut belum bisa diraih karena ada kendala dalam prosesnya. Hermansyah menuturkan kendala pertama adalab minimnya pengalaman peserta angkatan pertama.
"Jadi memang pada siklus pertama itu kita memberikan pelatihan dulu untuk mereka diharapkan pada siklus selanjutnya bisa lebih bagus, ungkapnya.
Setelah peserta makin paham, perlahan PIM ikan nila mulai berbuah hasil yang mendekati harapan Ridwan Kamil. "Hasilnya pada saat itu lumayan sudah Rp 3 jutaan perbulan jadi ada sekitar (peserta yang meraih) Rp 9 sampai Rp 10 jutaan selama siklus itu," katanya.
Kendala teknis juga sempat terjadi yang berakibat terganggunya budidaya. Suatu waktu di Ciherang terjadi mati lampu di saat semua peserta tengah tertidur.
"Mereka ada kendala karena waktu itu sempat mati lampu dan semuanya sedang tidur. Padahal kan kolam itu oksigennya harus terus mengalir. Nah kendala ini yang harus kita perhatikan ke depan," ujarnya.
Selain nila, DKP juga mendampingi peserta PIM ikan lele sebanyak 5 orang. Dari hasil panen yang dilakukan secara parsial, program ini sudah menghasilkan pemasukan cukup signifikan pada para peserta.
"Kemudian ada 4 orang peserta PIM petani udang di di Blanakan, Subang. Mereka ini yang sudah berhasil dalam siklus pertama itu," katanya.
Hermansyah mengakui pihaknya terus menjaga semangat para peserta. Daya upaya dilakukan agar program PIM lancar. "Kami memberikan pelatihan, pemagangan, ada diberi stimulus pakan, sampai kita sudah sampai ke offtaker dan pembiayaan kan. Semuanya lancar," paparnya.
Namun pihaknya memastikan ke depan aspek-aspek di lapangan harus bisa diantisipasi oleh para peserta dan pendamping di lapangan.
"Ternyata mati lampu bisa sangat berpengaruh, termasuk faktor cuaca yang sangat menentukan. Mereka kan kalau ikan harus jaga PH dan kualitas air juga. Apalagi udang yang treatmentnya cenderung rumit, tapi alhamdulillah berhasil," paparnya.
"Intinya kami yang terpenting di sini memberikan mereka pemahaman dan kesempatan untuk berbudidaya ikan. Karena mereka kan awalnya tidak tahu apa apa, tidak berpengalaman. Kita bina terus walaupun ada yang belum maksimal, itu jadi pembelajaran kita semua," katanya.
Bisnis Indonesia perwakilan Jawa Barat menggelar Program Jelajah Petani Milenial Juara. Perjalanan jurnalistik ini turut didukung oleh Humas Jabar dan Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat, Dinas Kehutanan Jawa Barat, Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat, Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Jawa Barat, Dinas Perkebunan Jawa Barat, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat, dan Bank BJB.