Bisnis.com, BANDUNG—Program Petani Milenial yang digulirkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil didorong untuk terus dilanjutkan agar berkembang lebih optimal dari sisi hasil lulusan.
Guru Besar Fakultas Pertanian Unpad Tualar Simarmata mengatakan banyak program yang digulirkan oleh pemerintah terkait pertanian. Namun biasanya, seperti layang-layang.
“Setelah melayang, cul leos [ditinggalkan],” katanya kepada tim Jelajah Petani Milenial Juara beberapa waktu lalu.
Program Petani Milenial yang sudah bergulir hampir satu tahun lebih menurutnya saat ini belum bisa dilihat efektifitasnya. Mengingat dari sisi peserta yang lolos juga masih minim. Namun secara prinsip pihaknya menilai apa yang dikerjakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah baik.
“Program yang dikerjakan Pak Gubernur itu pasti bagus, karena paling tidak ada terobosan bahwa Bertani itu harus dilakukan petani-petani muda, bahkan sekarang bukan hanya milenial, tapi digital,” katanya.
Tualar berharap program ini bisa terus dilanjutkan agar tidak menjadi program sesaat. Menurutnya organisasi perangkat daerah (OPD) yang membidani program ini harus menunjukan keseriusan untuk melahirkan petani milenial berkualitas.
“Jangan sampai programnya jangan lebih mengutamakan kuantitas, itu jangan. Lebih baik kualitas tinggi tidak apa-apa sedikit dulu,” tuturnya.
Menurutnya program ini bisa membantu regenerasi petani di Jawa Barat, sekaligus mengadaptasi perkembangan dunia digital yang kini sudah masuk dalam cara mengolah pertanian. “Dengan petani milenial itu terjadi perubahan yang signifikan, terjadi lonjakan drastis dalam hal sudut pandang dan cara, terutama dengan smart farming,” tuturnya.
Petani muda dinilai harus terus diberikan ruang untuk tumbuh. Jaman, menurut Tualar, sudah berganti maka cara-cara berpikir lama tentang pertanian juga harus segera ditinggalkan. “Karena kalau cara lama, kan petani itu menderita,” ujarnya.
Program Petani milenial yang mengarah pada pengembangan petani digital dinilai akan membuat dunia pertanian semakin mudah dan menguntungkan, sekaligus menyenangkan. Para alumni Petani Milenial yang memiliki kemampuan digital farming akan membuat pola piker warga berubah. “Bertani bisa saja dilakukan di mana saja,” katanya.
Program Petani Milenial angkatan pertama diluncurkan Gubernur Jabar Ridwan Kamil pada Maret 2021 lalu. Hampir setahun berjalan, lulusan angkatan pertama akan diwisuda pada 24 Maret mendatang.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan program ini diharapkan bisa menahan laju urbanisasi, dengan tagline 'tinggal di desa, rejeki kota, bisnis mendunia' diharapkan bisa memberikan kesempatan kerja pada anak muda korban PHK di masa pandemi, atau mereka yang baru lulus dari perguruan tinggi untuk turut berkontribusi memajukan perekonomian desa.
Bisnis Indonesia perwakilan Jawa Barat menggelar Program Jelajah Petani Milenial Juara. Perjalanan jurnalistik ini turut didukung oleh Humas Jabar dan Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat, Dinas Kehutanan Jawa Barat, Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat, Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Jawa Barat, Dinas Perkebunan Jawa Barat, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat, dan Bank BJB.