Bisnis.com,BANDUNG--Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku tak sabar menyambut penyelenggaraan event Urban 20 mengingat Jabar ditugaskan oleh Kementerian Dalam Negeri sebagai Co-Chair Outreach Groups U-20 Presidensi G-20 Indonesia Tahun 2022 bersama DKI Jakarta.
"Walau ini berat, tapi juga sangat semangat karena 20 tahun sekali sebuah negara mendapatkan kesempatan menjadi Presidensi G-20," kata Ridwan Kamil dalam rilis Humas Jabar, Kamis (17/2/2022).
Untuk event U-20, Ridwan Kamil menyiapkan Kota Bogor dan Bandung sebagai tuan rumah. Untuk Kota Bandung telah disiapkan venue untuk beberapa seminar sebelum dilanjutkan ke City Summit di Jakarta.
"Kami di U-20 akan membantu Jakarta kurang lebih lima sampai enam kegiatan. Ada tiga kegiatan seminar, talkshow dalam bentuk penajaman digelar di hotel-hotel di Bandung menuju major summit di Jakarta," jelas pria yang kerap disapa Kang Emil.
Setelah City Summit, para peserta akan dibawa refreshing ke Kebun Raya Bogor. Harapannya, para delegasi bisa bugar kembali sebelum menuju acara puncak Presidensi G-20 di Bali.
"Usai major summit, nanti ada major retreat setelah pembahasan kan butuh rileks di Kebun Raya Bogor. Katanya kalau orang dekat pohon besar stresnya turun karena adrenalin turun," ujar Kang Emil.
"Jadi pulang dari sini mereka akan fresh menuju Bali karena puncak acara di Bali. Penugasan dari G-20, Provinsi Jawa Barat untuk menunjang, termasuk isu-isu yang dibahas di Jakarta," tuturnya.
Kang Emil juga menanti pemikiran para ahli dari negara-negara anggota G-20 tentang perkotaan. Hasil dari pembicaraan dan pemikiran ini akan diterapkan di kota-kota di Jabar dikolaborasikan dengan kearifan lokal.
Apalagi isu yang diangkat juga sangat relevan dengan permasalahan dan tantangan perkotaan saat ini. Pertama adalah terkait dengan isu kesehatan efek pandemi Covid-19, kemudian terkait dengan energi baru terbarukan, dan digitalisasi.
"Kita di Jawa Barat menunggu oleh-olehnya, termasuk Asosiasi Pemerintah Kota menunggu rekomendasi tren dunia ke mana, solusinya apa. Nanti oleh kearifan lokal diterjemahkan," imbuh Kang Emil.