Bisnis.com, BANDUNG - Pemerintah Kabupaten Bandung bersama Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Jawa Barat melepas ekspor 19,5 ton Kopi Sunda Hejo dari Koperasi Klasik Beans ke Prancis.
Bupati Bandung Dadang Supriatna mengungkapkan nilai ekspor kopi asal Kecamatan Cimaung itu sebesar US$70.380 atau sekitar Rp1 miliar.
“Sedangkan di tahun 2020, ekspor kopi kita mencapai US$1.642.792 dengan negara tujuan ekspor yakni Australia, Belgium, China, Latvia, Qatar, Singapore, Turkey dan USA,” jelas Bupati Dadang Supriatna, Senin (1/11/2021).
Kualitas kopi Kabupaten Bandung, lanjut Dadang sudah berskala internasional dan termasuk jajaran elit kopi dunia, dengan rata-rata skor speciality mencapai lebih dari 80 poin.
“Ini terbukti pada April 2016 lalu, kopi Gunung Puntang asal Kecamatan Cimaung juga menjadi juara dalam Specialty Coffee Association of America Expo di Atlanta Amerika Serikat,” terang bupati yang akrab disapa Kang DS itu.
Kang DS berpendapat, selain memiliki banyak varian kopi dengan cita rasa khas, suburnya perkebunan kopi di beberapa wilayah, mulai dari Kecamatan Cimenyan, Cilengkrang, Cicalengka, Nagreg, Ibun, Kertasari, Pangalengan, Cimaung, Pasirjambu, Rancabali, Ciwidey, Pacet, Soreang, Ciparay hingga Arjasari, menjadikan Kabupaten Bandung layak menyandang titel Pusat Kopi Indonesia.
Tak sampai di sana, pihaknya juga menggandeng akademisi dan pengusaha kopi untuk mengembangkan para petani kopi dengan melakukan pembinaan pembibitan, pengelolaan pola tanam, hasil panen, pengemasan produk hingga pemasaran kopi.
Lebih jauh, dirinya menuturkan, ekspor kopi merupakan upaya pihaknya dalam mendukung program pemerintah melalui peningkatan pertumbuhan ekspor barang nonmigas serta pemulihan ekonomi pada masa pandemi Covid-19.
“Salah satu kunci untuk memperbaiki perekonomian nasional adalah peningkatan ekspor. Bukan hanya membantu para pelaku usaha untuk tumbuh dan membuka lapangan kerja, tetapi juga untuk menghasilkan devisa dan mengurangi defisit transaksi. Jadi kita harus lebih jeli, melihat peluang pasar ekspor yang masih terbuka lebar di negara-negara lain,” ucapnya.
Orang nomor satu di Kabupaten Bandung itu juga berharap, Kadin Jabar dapat menjadi market agent sekaligus melakukan marketing intelligence, serta mendorong percepatan negosiasi perjanjian kemitraan dengan negara-negara tujuan ekspor.
“Kami berharap, perjanjian perdagangan yang sudah ada bisa segera dioptimalkan. Tentunya sambil terus mencari pasar-pasar baru di negara-negara non tradisional, sehingga pasar ekspor kita semakin luas. Kadin juga dapat menggandeng UMKM Kabupaten Bandung untuk memenuhi permintaan pasar,” harap bupati.
Ditemui di tempat yang sama, Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Kadin Jabar, Indriyani menyampaikan, ekspor tersebut merupakan ekspor pertama di tahun 2021.
“Sebetulnya ekspor ini harusnya dilaksanakan per bulan September kemarin. Karena ada kelangkaan kontainer, jadi mundur terus dan baru per hari ini kita dapat jadwal dan kontainernya,” terang Indriyani.
Meskipun menemui sejumlah kendala, dirinya mengungkapkan, tahun ini ada peningkatan ekspor kopi ke sejumlah negara di Eropa, Amerika dan Asia.
“Sebetulnya, tahun kemarin juga Kadin Jabar melakukan ekspor. Tapi di tahun ini akan ada peningkatan, yakni sekitar 2 kontainer lagi yang berangkat,” ucapnya.
Ia juga mengungkapkan, Sunda Hejo merupakan koperasi klasik beans yang memiliki sertifikasi organik. Sebanyak 80 persen kopi yang dihasilkan diperuntukan bagi pasar lokal dan 20 persen untuk kebutuhan ekspor.
“Mudah-mudahan sinergitas yang terjalin antara Kadin Jabar dan pemerintah daerah dapat sama-sama dapat meningkatkan perekonomian rakyat Jawa Barat, sesuai dengan program pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional,” pungkas Indriyani.(k34)