Bisnis.com, BANDUNG — Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyerahkan beasiswa Jabar Future Leaders Scholarship (JFLS) kepada 1.253 mahasiswa.
Selain itu, Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jabar juga memberikan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah (STTPPCKS) kepada 119 guru peserta Pendidikan Kilat (Diklat) Gelombang 1.
Kepala Dinas Pendidikan Jabar Dedi Supandi mengatakan jumlah pendaftar JFLS terus meningkat dalam setiap tahunnya hingga mencapai lebih dari 35 persen.
JFLS 2021 ini disediakan kuota sebesar 1.253 untuk berbagai jenis beasiswa dan 108 perguruan tinggi yang terlibat termasuk yang ada di luar Jabar.
"Tahun 2021 ini Jabar Future Leaders Scholarship untuk pertama kali bekerjasama dengan Perguruan Tinggi di luar Jawa Barat yang diantaranya, Universitas Gadjah Mada, Universitas Diponegoro, Universitas Airlangga, serta Institut Teknologi Sepuluh November," ujar Dedi Supandi, Jumat (24/9/2021).
Adapun berbagai bantuan beasiswa yang disediakan, yaitu beasiswa pendidikan S1 Penuh, bantuan biaya pendidikan S2 dan S3, beasiswa pendidikan untuk jenjang D3, D4 dan S1 Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU), beasiswa prestasi seni dan budaya, prestasi olahraga, prestasi aktivis, dan prestasi keagamaan.
“Di mana anggaran untuk kuota sebesar 1.253 tersebut yaitu sebesar Rp25 miliar. Kita berharap teman-teman yang mendapat beasiswa mampu mengamalkan dan memanfaatkan ilmunya bagaimana membangun desa desa yang ada di Jabar, karena Jabar Lahir Batin akan hadir apabila seluruh desa dan kelurahan sebagai desa dan kelurahan yang juara," katanya.
Selain itu, keberhasilan Program Pendampingan tahun sebelumnya juga diteruskan di tahun ini. Hal itu bertujuan agar beasiswa JFLS 2021 ini dapat mencapai tujuan, yaitu untuk membentuk pemuda yang memiliki jiwa kepemimpinan dan jiwa kewirausahaan.
"Tidak hanya itu, di tahun 2021 ini juga telah diselenggarakan Program Magang bagi para penerima beasiswa Jabar Future Leader Scholarship tahun 2020 dan 2019, yang mana para peserta magang diberikan pengalaman profesional dalam pengelolaan dan proses penyelenggaraan beasiswa di Dinas Pendidikan Jawa Barat," kata dia.
Ke depan, Dedi menyampaikan, pihaknya berharap beasiswa ini dapat terus melahirkan calon-calon pemimpin yang berkualitas dan berintegritas, serta turut hadir dalam memajukan Provinsi Jawa Barat untuk mewujudkan Jabar Juara. "Dan mampu memberikan solusi bagi berbagai permasalahan yang ada di Jawa Barat," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar juga menyerahkan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah (STTPPCKS) bagi peserta diklat calon kepala sekolah tahun 2021. Hal ini dilakukan untuk mendukung dan mengisi kekosongan kepala sekolah, mengingat pada tahun ini terdapat 126 kepala sekolah yang pensiun di Jabar.
Adapun penyerahaan STTPPCKS ini bekerjasama dengan Lembaga Penyelenggara Diklan (LPD) Pusat Pengembangan dan Pemberdayaam Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa (P4TKTKPLB) serta Lembaga Pengembangan dan Pemberdayan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah (LPPKSPS).
Menurut dia, tujuan diklat calon kepala sekolah untuk menumbuhkembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan calon kepala sekolah pada dimensi kompetensi kepribadian, menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa serta menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas pemerintah umum dan pembangunan demi terwujudnya pemerintahan yang baik.
Hingga 17 November 2020 lalu, terdapat 1664 pendaftar BCKS. Dari jumlah tersebut sebanyak 1099 orang yang melengkapi berkas persyaratan administrasi.
"Kemudian dilakukan seleksi komprehensif khas Jawa Barat pada 18 hingga 20 November 2020 diantaranya dengan penilaian Critical Incident (CI) dan Problem Solving Ability (PSA) terseleksi dari 1099 orang BCKS menjadi 560 orang BCKS," katanya.
Selanjutnya dilihat dari hasil peer review 360 terseleksi dari 560 orang BCKS menjadi 280 orang BCKS. Sebanyak 280 orang BCKS tersebut kemudian mengikuti seleksi substansi dalam 4 gelombang/angkatan.
"Hasilnya 279 orang (CKS) yang berhak mengikuti diklat calon kepala sekolah," ucapnya.
Adapun Diklat Calon Kepala Sekolah Jenjang SMA, SMK dan SLB Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun 2021 terbagi ke dalam dua gelombang. Diklat CKS gelombang I telah selesai dengan diikuti oleh 119 (seratus Sembilan belas) orang CKS. Diklat CKS gelombang II masih berlangsung dengan diikuti oleh 160 (seratus enam puluh) orang CKS, sehingga total 279 orang CKS.
Diklat Calon Kepala Sekolah Jenjang SMA, SMK dan SLB Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun 2021 Gelombang 1 menggunakan moda Luring, dilaksanakan 300 JP yang terbagi ke dalm empat tahapan kegiatan, yaitu On the Job Training I (OJT I) sebanyak 20 JP dari tanggal 25 Mei ssampai dengan 7 Juni 2021, In Service Training I (IST I) sebanyak 50 JP dari tanggal 8 sampai dengan 12 Juni 2021, On the Job Training 2 (OJT II) sebanyak 200 JP dari tanggal 1 Juli sampai dengan 14 Agustus 2021, In Service Training 2 (IST II) sebanyak 30 JP dari tanggal 30 Agustus sampai dengan 2 September 2021.
"Hasil dari Pendidikan dan Pelatihan CKS Gelombang 1 sebanyak 119 orang dinyatakan lulus 100% terdiri dari predikat sangat memuaskan 85 orang dan predikat memuaskan 34 orang. Harapannya melalui diklat ini akan terlahir para kepala sekolah yang profesional dan berkualitas," pungkas Dedi.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil meminta kepada seluruh penerima beasiswa untuk memanfaatkan kesempatan secara maksimal. Salah satunya dengan belajar bersungguh-sungguh.
"Saya titip jangan sia-siakan kesempatan beasiswa yang Anda terima, karena ini diberikan untuk kemajuan Jawa Barat di masa depan," kata Kang Emil.
Selain itu, Kang Emil juga menitipkan pesan agar para penerima beasiswa ini harus memiliki rasa untuk membangun Jabar. Sebab, kemajuan Jabar pada masa depan ada di tangan anak-anak muda penerima beasiswa.
"Jadi saya titip belajar yang rajin, belajar yang berprestasi dan kalau lulus tetaplah punya cita-cita membangun Jawa Barat. Bisa langsung pulang, bisa muter-muter dulu, tapi kalau sudah siap jangan lupa membangun daerah," ucapnya.
Kang Emil pun menuturkan, ada dua disrupsi yang sedang melanda, yakni revolusi industri 4.0 dan pandemi Covid-19. Disrupsi revolusi indusri 4.0 sendiri membuat pekerjaan-pekerjaan dan aktivitas yang sifatnya fisik dan manual akan digantikan oleh mesin.
"Dan ini berkonsekuensi pada hilangnya pekerjaan-pekerjaan, dan juga berkonsekuensi pada hadirnya pekerjaan-pekerjaan yang baru," tuturnya.
"Jadi kepada para mahasiswa yang mendapatkan beasiswa harus memahami ini. Anda kalau bisa jangan berkiprah di sektor-sektor yang akan turun, tapi Anda-Anda harus berkiprah di sektor-sektor yang akan naik," imbuhnya.
Oleh karena itu, kata Kang Emil, pihaknya meminta kepada mahasiswa penerima beasiswa JFLS ini untuk bisa beradaptasi dengan cepat terhadap disrupsi. Karena dengan beradaptasi, para penerima beasiswa bisa bertahan.
"Kedua adalah disrupsi yang namanya Covid-19. Disrupsi ini suka tidak suka akan jalan terus kepada mereka yang tidak siap, maka Anda akan hilang dari eksistensi. Kepada Anda yang mau beradaptasi, mau belajar, mau berubah, maka Anda akan tetap eksis dalam perjalanan waktu," ucapnya.
Sementara bagi calon kepala sekolah, Kang Emil pun meminta untuk melek atau paham digital sebagai bentuk adaptasi terhadap Covid-19. Selain itu, para guru juga harus pintar-pintar untuk memilah kurikulumnya karena diperlukan cara pikir yang baru untuk bisa menjalani hidup di dunia baru.
"Covid juga mengajarkan, para guru, kepala sekolah harus pintar-pintar memilah kurikulumnya. Mana yang bisa melalui daring, mana yang tetap harus tatap muka. Dunia sudah tidak sama lagi, jadi para kepala sekolah. Jangan berharap menggunakan logika lama di dunia baru. Dunia kita dunia baru, hutan belantara baru, jangan menggunakan cara pikir yang sama di dunia baru," tuturnya.
Kang Emil juga meminta kepada Kepala Disdik Jabar untuk memformulasikan konsep pendidikan yang relavan dengan kondisi saat ini. Sehingga pada saat para siswa atau mahasiswa lulus pendidikan bisa langsung siap untuk memasuki dunia kerja.
"Saya titip kepada Kepala Disdik, tolong diformulasikan konsep pendidikan di Jabar yang relevan dengan disrupsi tadi. Jangan kaget nanti ada SMK kurikulum Samsung, SMK kurikulum Shopee, SMK kurikulum Hyundai, SMK kurikulum teknologi, karena itulah percepatan kita dalam beradaptasi," katanya.