Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mampu Bertahan di Tengah Pandemi dengan Produk Sportwear, Ryanda: Peluang Masih Besar

Meski sempat menghakimi diri sendiri bahwa produknya belum bisa diterima pasar, namun kegigihan Ryanda dengan produk sportwear-nya kini bisa bertahan bahkan berkembang.
Terrel Sportswear
Terrel Sportswear

Bisnis.com, BANDUNG - Banyak usaha yang saat ini tertatih-tatih akibat dihantam pandemi, namun ada juga yang tetap memilih mencari peluang meski keadaan serba sulit.

Terlebih bagi usaha fesyen, kondisi sekarang dirasa sangat berat lantaran daya beli masyarakat yang terbilang menurun.

Contoh pelaku usaha yang hingga saat ini terus menembus batas adalah Ryanda Ibrahim Luddin. Meski sempat menghakimi diri sendiri bahwa produknya belum bisa diterima pasar, namun kegigihan Ryanda dengan produk Sportwear-nya kini bisa bertahan bahkan berkembang.

Menurut Ryanda, kesadaran masyarakat untuk menjaga kebugaran tubuh terlebih saat pandemi Covid-19, terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini membuka peluang pasar penjualan Sportswear yang ia produksi. Apalagi tren outfit Sportswear saat ini tidak hanya sekadar nyaman dipakai tapi juga sudah menjadi lifestyle.

"Tahun 2018 saya melihat sebuah kesempatan, karena pada tahun tersebut banyak brand Sportswear, khususnya gymwear di luar negeri yang mulai bermunculan dan sukses, tinggal menunggu waktu sebelum masuk ke Indonesia," ujar Founder Terrel Sportswear, Ryanda Ibrahim Luddin, Rabu (15/9/2021).

Namun, ia mengakui saat pertama louncing pada 2018 penjualan dari Terrel Sportswear sangat tidak bagus. Analisa sekilas pun dilakukan dan diperoleh jawaban bahwa pada saat itu, konsep yang dibawa oleh Terrel belum bisa di terima oleh masyarakat Indonesia.

"Kami coba develop lagi produk dan design baru, tetapi karena di tahun tersebut saya juga punya usaha utama lainnya, yaitu King thai tea (sudah berjalan dari 2012), jadi fokus saya sangat terbagi dan cenderung lebih fokus ke King Thai Tea sehingga menyebabkan laju Terrel kurang cepat." Terangnya.

Ryanda menuturkan, baru di awal tahun 2020 saat King Thai Tea tutup, mulai fokus ke Terrel. Konsep dan development yang sudah direncanakanan dari tahun 2018 kembali dilanjutkan. Untuk permodalan sempat untuk mencari pendanaan untuk Terrel ke teman-teman, namun pada akhirnya orang tua melakukan investasi.

"Lewat perencaan yang matang, Terrel kembali melakukan rilis lagi di tengah pandemi (bulan Juni 2020) dan mendapatkan animo yang luar biasa dari konsumen, seminggu pertama Terrel jualan semua barang sold out." Tegasnya.

Disinggung produknya yang memilih penjualan secara online, Ryanda menjelaskan bahwa berdasarkan data riset bahwa market online di Indonesia sangat bagus dan terus growth.

"Marketplace menjadi pilihan orang Indonesia untuk berbelanja atas dasar opsi promo dan kepercayaan." Ujarnya.

Selain itu, investasi yang relatif lebih murah di awal dan bisa grab market lebih besar ketimbang offline.

Ryanda menambahkan, adanya marketplace seperti Shopee, selain memudahkan kita untuk berjualan, juga meningkatkan persaingan, baik dengan produk local maupun luar negeri, karena semudah konsumen bisa memilih-milih brand atau produk yang sesuai dengan mereka melalui market place.

"Hal ini menuntut kita untuk selalu kreatif dalam melakukan komunikasi marketing maupun development produk yang sesuai dengan kebutuhan market. Selain itu design dikembangkan sendiri dengan referensi dari brand-brand luar negeri." Pungkasnya.(K34)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper