Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hitungan Sampah Masih Sebatas Taksiran, Purwakarta Butuh Jembatan Timbang

Kepala Seksi Penanganan dan Angkutan Persampahan pada Bidang Persampahan DLH Purwakarta Anggoro Budiyanto menyebutkan setiap harinya sampah yang dibuang ke TPA Cikolot rata-rata sekitar 731 m3.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, PURWAKARTA – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Purwakarta membutuhkan jembatan timbang untuk mengukur akurasi volume sampah yang dibuang ke TPA Cikolotok di Desa Margasari, Kecamatan Pasawahan. Sejauh ini hitungan produksi sampah masih dilakukan berdasarkan taksiran daya muat armada.

Kepala Seksi Penanganan dan Angkutan Persampahan pada Bidang Persampahan DLH Purwakarta Anggoro Budiyanto menyebutkan setiap harinya sampah yang dibuang ke TPA Cikolot rata-rata sekitar 731 m3.

“Angka itu hanya taksiran dari volume armada pengangkut yang dirata-ratakan. Jadi, tidak begitu akurat. Makanya, kami memang membutuhkan jembatan timbangan,” ujar Anggoro saat berbincang dengan Bisnis.com di kantornya, Kamis (12/8/2021).

Karena tidak adanya jembatan timbangan, kata dia, bisa jadi produksi sampah yang terangkut armada ini jumlah sebenarnya bisa melebihi jumlah rata-rata.

“Kamis sudah lama mengajukan bantuan, bahkan ke provinsi. Namun, sampai saat ini belum ada tanggapan. Dari hitungan kami, kebutuhan anggaran untuk pembuatan jembatan timbang ini mencapai Rp1 miliar,” jelas dia.

Anngoro berpendapat, keberadaan jembatan timbang ini sangat diperlukan karena dengan adanya keakurasian jumlah produksi sampah, itu bisa memudahkan jajarannya untuk melakukan langkah analisis. Misalnya, terkait daya tampung di TPA tersebut.

Anggoro menjeskan, TPA Cikolotok memiliki luas lahan 9 hektare. Adapun pengolahan sampah di kawasan TPA itu masih menggunakan pola lama yaitu dengan cara landfill atau pengurugan.

Pihaknya pun tak menampik, jika produksi sampah yang dihasilkan masyarakat terus meningkat setiap tahunnya. Di sisi lain, jumlah armada pengangkut yang ada saat ini juga belum cukup mengakomodir tumpukan sampah yang akan dibuang ke tempat pembuangan akhir itu.

“Kalau berbicara ideal, armada yang tersedia saat ini masih jauh dari kata ideal. Maka wajar, untuk saat ini pelayanan kami hanya mampu mencakup 11 dari 17 kecamatan yang ada,” kata dia.

Adapun jumlah armada yang ada saat ini, itu terdiri dari 28 unit pick up, 25 unit dump truck, 9 unit amroll, dan 2 unit truk engkel. Dari jumlah tersebut, 8 unit dump truck kondisinya rusak berat. Sehingga, sudah tak bisa dioperasikan lagi.

Beruntung, beberapa hari lalu ada beberapa perusahaan, termasuk pemprov dan pusat yang memberikan bantuan armada pengangkut sampah. Jika diakumulasikan, jumlah bantuannya 11 unit, terdiri dari 4 dump truck bantuan CSR perusahaan, 2 kendaraan dari bantuan provinsi. Serta, 5 kendaraan bersumber dari DAK.

Namun, lanjut dia, bantuan armada tersebut bukan untuk menambah jumlah armada atau membuka jalur angkutan sampah yang baru. Melainkan untuk menambal kekosongan jalur lama yang armadanya tak bisa dioperasikan.

“Jadi, bantuan armada baru ini untuk mengganti armada yang rusak sebelumnya,” pungkasnya. (K60)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Asep Mulyana
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper