Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Corona Klaster Pabrik Sepatu Cianjur, Pengusaha Segera Diajak Bicara

Ada empat perusahaan di wilayah tersebut, yang beberapa orang karyawannya terpapar Covid-19 dan sudah menjalani isolasi mandiri.
Pekerja pabrik menyelesaikan proses produksi sepatu. Ilustrasi. /Bisnis
Pekerja pabrik menyelesaikan proses produksi sepatu. Ilustrasi. /Bisnis

Bisnis.com, CIANJUR - Pemkab Cianjur, Jawa Barat, segera memanggil pimpinan perusahaan di daerah itu untuk mengatasi penularan Covid-19 yang ditemukan di pabrik sepatu terbesar di Jalan Raya Bandung-Cianjur, yaitu enam orang karyawan positif corona setelah tes usap antigen.

Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Cianjur, dr Yusman Faisal di Cianjur Kamis (1/7/2021), mengatakan pihaknya menemukan ada empat perusahaan di wilayah tersebut, yang beberapa orang karyawannya terpapar Covid-19 dan sudah menjalani isolasi mandiri.

"Berapa jumlah yang terpapar masih didata karena sebagian besar dimasukkan dalam data masyarakat umum. Namun informasi di lapangan sudah empat perusahaan yang karyawannya terpapar Covid-19, sedangkan yang sudah pasti PT PYI terdapat enam orang positif," katanya.

Untuk mengantisipasi terus meluas dan bertambahnya karyawan pabrik yang terpapar, pihaknya telah melayangkan surat pemanggilan terhadap pimpinan dan pengelola perusahaan, untuk melaporkan kondisi kesehatan seluruh karyawan setiap pekan.

Selama ini, tutur dia, gugus tugas kesulitan mendapatkan data pasti berapa banyak karyawan sudah menjalani tes cepat dan usap serta mendapatkan vaksinasi di masing-masing perusahaan karena sebagian besar melakukan hal tersebut secara mandiri menggunakan klinik swasta.

"Kita berharap jangan sampai terjadi klaster pabrik, sehingga perlu dilakukan kordinasi dengan pimpinan dan pengelola perusahaan, agar saat terjadi penularan dapat ditangani dengan cepat dan penelusuran dapat dilakukan maksimal," katanya.

Pihaknya juga mengimbau agar pihak perusahaan menerapkan prokes ketat terhadap seluruh karyawan dan melakukan pembatasan kegiatan, sehingga tidak terjadi kerumunan, termasuk mengatur jadwal masuk dan pulang tidak sekaligus.

"Kami minta pihak perusahaan untuk menerapkan prokes ketat terhadap karyawan, termasuk mengatur jadwal masuk dan pulang agar tidak terjadi kerumunan, sebagai upaya memutus rantai penyebaran," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper