Bisnis.com, PURWAKARTA - Berkah Ramadan dirasakan petani kolang-kaling di Kabupaten Purwakarta seiring tingginya permintaan terhadap buah yang warnanya putih dan bertekstur kenyal ini.
Rohendi, 58, petani kolang-kaling asal Desa Pawenang, Kecamatan Bojong, mengatakan memasuki bulan puasa merupakan masa panen raya bagi petani kolang-kaling. Sebab, permintaan akan buah ini meningkat tajam dibanding hari normal.
"Memang tidak ada perkebunan khusus kolang-kaling di desa kami. Tetapi, pohon kolang-kaling di kami cukup banyak. Saat bulan puasa ini, merupakan momentum panen raya buah berwarna putih tersebut," ujar Rohendi, Kamis (15/4/2021).
Kolang-kaling merupakan buah dari pohon aren. Buah ini, menjadi primadona saat bulan puasa. Kolang-kaling bisa diolah menjadi berbagai menu makanan seperti campuran kolak, es campur, bahkan jadi manisan dengan warna yang menarik.
Menurut Rohendi, dirinya bisa mengolah buah kolang-kaling sebanyak tiga kuintal dalam sehari. Jumlah tersebut, meningkat tajam dari kondisi normal yang hanya mencapai 1 kuintal.
Rohendi menuturkan, dirinya berkeliling dari kebun ke kebun, untuk mencari pohon aren yang sudah siap panen. Dia bisa membeli buah mentah itu, seharga Rp30.000 per tandan (batang).
Kolang-kaling mentah itu, terlebih dahulu dipisahkan dari batangnya. Kemudian, buah-buah kolang-kaling yang masih mentah tersebut direbus di wadah drum yang di bawahnya sudah disediakan kayu bakar. Proses perebusannya mencapai dua jam.
Setelah matang, buah yang masih ada kulitnya itu akan terlihat warnanya kecoklatan. Kemudian, Rohendi mengeluarkan kolang-kaling itu ke tempat selanjutnya untuk nanti dibuka satu per satu untuk diambil daging buahnya.
"Perebusan kolang-kaling yang mentah ini, bertujuan untuk menghilangkan getah serta memudahkan dalam memisahkan kolang-kaling dari kulitnya," ujarnya.
Setelah kolang-kaling terpisah dari kulitnya, buah selanjutnya direndam dalam air selama sehari atau dua hari. Tujuannya, untuk mendapatkan hasil yang sempurna alias lebih besar sekaligus membersihkan kolang-kaling.
Setelah itu, Rohendi menjual kolang-kalingnya ke sejumlah pasar tradisional seperti Pasar Simpang hingga Pasar Sukatani. Untuk harga eceran Rp12.000 per kilogramnya. Sedangkan, harga dengan pembelian partai besar mencapai Rp10.000 per kilogramnya.(K60)