Bisnis.com, SUMEDANG - Warga Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, mengeluhkan dampak langsung pembangunan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan atau Cisumdawu.
Proyek tol tersebut sampai saat ini masih terus berjalan.
Adapun, dampak pembangunan tol Cisumdawu adalah rusaknya sebagian jalur arteri di kawasan Jatinangor, kemacetan, debu beterbangan, hingga getaran akibat pengoperasian alat berat.
Rizki Abdullah, 40, warga Kecamatan Jatinangor menyebutkan aktivitas pembangunan tersebut seringkali menghambat laju kendaraan.
Keluar masuknya kendaraan ke lokasi proyek, seringkali menyebabkan kemacetan.
Kendaraan melintas di sekitar proyek Tol Cisumdawu./Bisnis-Kim Baihaqi
Ia berharap proyek tersebut segera diselesaikan, sehingga aktivitas masyarakat dan pengendara di Jatinangor tidak terhambat.
"Mendekati perbatasan antara Sumedang-Bandung, setiap waktu pagi dan sore selalu padat. Belum lagi debu yang beterbangan," kata Rizki di Kabupaten Sumedang, Selasa (13/4/2021).
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebutkan, pihaknya berupaya mempercepat pembangunan tol Cisumdawu dan ditargetkan selesai pada akhir 2021.
"Kami percepat pula pembebasan lahan," kata Basuki.
Tol Cisumdawu terdiri atas enam seksi dengan progres pekerjaan konstruksi berbeda-beda. Seksi 1 Cileunyi-Rancakalong (11,45 km) progres pekerjaan mencapai 71,59 persen, seksi 2 Rancakalong-Sumedang (17,35 km) 91,13 persen, seksi 3 Sumedang-Cimalaka (4,05 km) 100 persen.
Kemudian, seksi 4 Cimalaka-Legok (8,20 km) site clearing 39,71 persen, seksi 5 Legok-Ujungjaya (14,9 km) site clearing 38 persen, dan Seksi 6 Ujungjaya-Dawuan (6,06 km) seksi 6A 25 persen dan seksi 6B 2,3 persen.
Jalur bebas hambatan tersebut, memiliki panjang 60,10 kilometer dan bakal terkoneksi ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati yang sudah mulai beroperasi.