Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Indonesia Jabar Sampaikan Rekomendasi Pemulihan Ekonomi Kota Sukabumi

Bank Indonesia Jawa Barat membahas pengendalian inflasi dan pemulihan ekonomi yang berkesinambungan dengan Pemerintah Kota Sukabumi.
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi (kiri) menerima Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar Herawanto (kanan)
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi (kiri) menerima Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar Herawanto (kanan)

Bisnis.com, BANDUNG – Bank Indonesia Jawa Barat membahas pengendalian inflasi dan pemulihan ekonomi yang berkesinambungan dengan Pemerintah Kota Sukabumi.

Kota Sukabumi memiliki potensi untuk dapat berkontribusi optimal terhadap pemulihan dan akselerasi perekonomian Jabar.

Dari sisi inflasi, Kota Sukabumi termasuk ke dalam 7 wilayah penyumbang terbesar inflasi Jabar. Meskipun Kota Sukabumi dikelilingi oleh daerah-daerah produsen (Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Banten), namun volatilitas harga pangan strategis seperti cabai merah, bawang merah, daging ayam ras dan telur ayam ras di Kota Sukabumi relatif tinggi, sekaligus menjadi penyumbang inflasi.

Khusus untuk komoditas bawang merah, sebagian besar petani di Kota Sukabumi mengalami kesulitan dalam memperoleh bibit bawang merah yang berkualitas dengan harga yang wajar.

Saat ini, benih bawang merah diperoleh dari sentra bawang merah di luar wilayah Sukabumi, terutama dari Brebes. Oleh karena itu, perlu diupayakan langkah-langkah strategis dalam pengendalian inflasi Kota Sukabumi.

Dalam kerangka pemulihan ekonomi Kota Sukabumi, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar Herawanto menyampaikan lima rekomendasi.

Pertama, meningkatkan potensi sektor manufaktur dengan memprioritaskan pengembangan dan upaya menaik-kelaskan industri kecil menengah (IKM/ UMKM) melalui penambahan kapasitas, peningkatan keterampilan dan kualitas pelaku usaha, penggunaan teknologi tepat guna, digitalisasi dan perluasan akses pasar melalui kegiatan promosi, sehingga berdaya saing.

“Pengembangan industri kreatif dengan menggandeng milenial untuk penguatan ekonomi kerakyatan, dan edukasi sosialisasi UU Cipta Kerja sebagai instrumen penting untuk kesiapan daya saing industri dan masyarakat Sukabumi ke depan,” katanya, Senin (29/3/2021).

Kedua, perlu dilakukan upaya meningkatkan kinerja sektor perdagangan sebagai penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi Kota Sukabumi, antara lain dengan menyinergikan sektor perdagangan untuk penguatan ekonomi kerakyatan dengan pengembangan sektor pariwisata berbasis kebudayaan, yaitu melalui pembangunan sentra khusus wisata kuliner dan oleh-oleh khas Sukabumi.

“Lalu mengembangkan pasar rakyat semi modern atau revitalisasi pasar di tengah semakin banyaknya pasar modern. Hal ini penting untuk dilakukan mengingat keberadaan pasar tradisional yang semakin terabaikan. Pengembangan pasar rakyat semi modern juga dapat membantu UMKM karena umumnya pasar memiliki pola kemitraan dengan UMKM,” jelasnya.

Ketiga, mengembangakan sektor pariwisata dengan mempersiapkan kelancaran arus transportasi atau lalu lintas agar mendatangkan banyak wisatawan atau investor, optimalisasi peluang pembangunan hotel berbintang, menjamin 3A (atraksi, amenitas, akses) agar dapat meningkatkan length of stay wisatawan.

Keempat, mempersiapkan infrastruktur pengembangan ekonomi daerah, dengan melakukan monitoring progress pembangunan jalan tol dan membantu fasilitasi pembebasan lahan pada tol Bocimi Seksi 2 (Cigombong-Cibadak), Seksi 3 (Cibadak-Sukabumi Barat), dan Seksi 4 (Sukabumi Barat-Sukabumi Timur), (2) melakukan alokasi anggaran secara tepat agar target proyek terpenuhi di tengah pemulihan dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19.

“Dan optimalisasi penggunaan jalur double track Bogor-Sukabumi untuk meningkatkan pariwisata, perdagangan, dan transportasi antar wilayah,” katanya.

Secara khusus, Bank Indonesia Jawa Barat juga menyalurkan bantuan berupa screenhouse dan hibah 1 unit truk kepada Pemerintah Kota Sukabumi. Screenhouse seluas 300m2 akan dibangun di Kawasan Agroeduwisata Cikundul, Kota Sukabumi.

“Melalui bantuan penyediaan sarana screenhouse yang diberikan, diharapkan dapat membantu pengembangan dan penyediaan bibit bawang merah bermutu, untuk mendukung ketersediaan pasokan dan pengendalian harga bawang merah di Kota Sukabumi,” jelasnya.

Untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan pengendalian inflasi Kota Sukabumi, BI juga menambahkan rekomendasi terkait percepatan implementasi digitalisasi.

Berdasarkan data per 13 Maret 2021, jumlah merchant QRIS di Jabar tercatat hampir menembus 1,4 juta merchant, atau sebesar 21,5% terhadap nasional. Khusus di wilayah Kota Sukabumi, merchant QRIS tercatat sejumlah 34,8 ribu, atau sekitar 2,5% dari jumlah total merchant di Jabar.

Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi menyampaikan apresiasi atas rekomendasi yang disampaikan Bank Indonesia. Achmad Fahmi beserta jajarannya siap bersinergi dan berkolaborasi untuk terus mengupayakan percepatan pemulihan ekonomi, pengendalian inflasi dan percepatan digitalisasi ekosistem ekonomi dan keuangan. (k34)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper