Bisnis.com, SUBANG - Arang produksi pelaku usaha kecil menengah di Desa Cisaat, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang berhasil menembus ekspor pasar Timur Tengah.
Perintis sekaligus penggerak UMKM Arang Jawara asal Desa Cisaat, Tono mengatakan dirinya sudah memproduksi arang dari bahan baku kayu ini sejak beberapa tahun terakhir. Bahkan, arang kayu buatan UMKM Jawara ini, sudah terkenal ke saentero daerah.
"Belum lama ini, kami berhasil ekspor arang sebanyak 40 ton," ujar Tono, kepada sejumlah awak media, Minggu (21/3/2021).
Tono menyebutkan, sebelumnya masyarakat hanya menganggap sebelah mata terhadap arang ini. Benda tersebut, dianggap tak istimewa. Bahkan, limbah sisa pembakaran kayu tersebut seringkali dianggap barang yang tak bernilai ekonomis.
Akan tetapi, bagi warga Desa Cisaat ceritanya jadi berbeda. Di desa ini, banyak warga yang terlibat pada bisnis arang ini. Puluhan warga, menjadi pekerja di rumah produksi milik Tono ini.
Bahkan, lanjut Tono, bisnis arangnya ini di luar ekspektasi. Awalnya, memang tujuan pasar utama arang ini hanya wilayah Subang saja. Jangankan keluar negeri, keluar daerah saja belum terpikir sama sekali.
Seiring berjalannya waktu, kualitas produksi arang kayu milik Tono dan kawan-kawan terus dikembangkan. Alhasil dengan kualitas yang dikembangkan, arang kayu mereka kian diminati pasar. Bahkan di masa pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung sejak setahun silam, juga tidak mempengaruhi pasar arang kayu Tono dan kawan-kawan.
"Permintaan arang kayu di pasar internasional tidak berhenti selama pandemi. Malah saya pikir meningkat sekitar 100 persen," ujarnya.
Dijelaskan Tono, rumah produksi Jawara Arang mulai ekspor perdana pada September 2020 lalu. Ekspor perdana, sebanyak 20 ton arang, dengan tujuan awal ke Saudi Arabia. Itupun permintaan mereka sebenarnya 40 ton.
Pada akhir pekan kemarin, merupakan ekspor yang ke 8 kalinya. Permintaan Arab Saudi, akhirnya terpenuhi yakni sebanyak 40 ton.
"Sebenarnya arang yang kami produksi, sama dengan yang lain," ujarnya.
Tetapi, ada yang membedakan yakni dikembangkan dari proses pembakaran dengan suhu terukur supaya nantinya tekstur arang bagus dan tidak rapuh atau terlalu keropos. Nyala bara arang nantinya bertahan lebih lama dan tidak terlalu menimbulkan asap yang pekat.
Lebih lanjut ujar Tono, pihaknya juga merasa terbantu oleh Pemkab Subang yang selama ini selalu memberikan sejumlah dorongan. Seperti mempermudah kegiatan ekspor. Jadi izin dan birokrasinya dipermudah.
Sementara itu, tokoh pengusaha muda Subang yang saat itu ikut pelepasan ekspor Andrew Mandala mengaku, sangat bangga kepada UMKM Jawara Arang. Sebab, tidak seperti kebanyakan UMKM lain, di tengah pandemi Covid-19 Jawara Arang masih produktif bahkan bisa ekspor.
"Sektor UMKM sendiri dinilai strategis bagi penciptaan lapangan kerja serta percepatan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah," ujarnya.
Keberadaa UMKM Jawara Arang di Subang ini, juga diharapkan tak hanya berkembang dari segi jumlah dan kualitas produksi. Akan tetapi dapat memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. (K60)