Bisnis.com, CIREBON - Centra Batik Trusmi di Jalan Otto Iskandar Dinata, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, tampak sepi dari aktivitas jual beli. Sejumlah pedagang pun mengeluhkan kondisi tersebut.
Pantauan Bisnis.com, Rabu (17/3/2021), kios kain hingga pakaian batik di Centra Batik Trusmi hanya 10 saja yang buka. Sebagian besar kios di tempat tersebut pun tampak terkunci rapat.
Ruang parkir kendaraan yang disediakan pun hanya diisi tidak lebih dari 10 kendaraan.
Penjual batik, Yadi, 45, mengatakan sentra batik khas Cirebon tidak pernah ramai dari pembeli. Mereka yang datang ke tempat ini pun, sebagian besar untuk membeli makanan khas empal gentong.
"Belum pernah ramai, satu hari juga paling banyak dua orang yang beli. Tidak tahu kenapa, padahal ini letaknya sangat strategis," kata Yadi.
Setiap harinya, Yadi mengaku hanya mampu mendapatkan uang paling besar Rp150.000 Sedangkan pada akhir pekan, pendapatan pun hanya Rp800.000.
Pedagang lainnya, Junaedi, 47, berharap pemerintah bisa menyelesaikan permasalahan tersebut, sehingga Centra Batik Trusmi menjadi daya tarik bagi para pencinta batik atau pun wisatawan yang berkunjung ke Cirebon.
Apalagi pada Hari Raya Idulfitri tahun ini, kata Junaedi, pemerintah memperbolehkan masyarakat untuk mudik lebaran. Hal itu pun diharapkan menjadi peluang meraup keuntungan.
"Sentra batik kan ada di jalur pantura yang sering dilewati pemudik, harusnya menjadi ramai," katanya.
Centra Batik Trusmi diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Pasar tersebut awalnya diproyeksikan sebagai sentra batik Jabar dengan menelan anggaran Rp10 miliar, Rp6 miliar dari bantuan gubernur dan Rp4 miliar dari APBD Kabupaten Cirebon.
Kemudian, Centra Batik Trusmi terdiri dari 154 kios yang diperuntukkan bagi perajin batik kecil. (K45)