Bisnis.com, SUBANG - Sebanyak 21 dari total 30 kecamatan di Kabupaten Subang terendam banjir akibat hujan deras yang terjadi beberapa hari terakhir.
Kepala BPBD Kabupaten Subang Hidayat mengungkapkan bencana alam tanah longsor dan banjir di wilayahnya terdata sejak 7 Februari kemarin. Kalau tanah longsor, terjadi di kecamatan yang berada di selatan. Sedangkan, banjir melanda kawasan pantura Subang.
"Banjir terparah terjadi di Kecamatan Pamanukan dan Ciasem," ujar Hidayat kepada Bisnis.com, Selasa (9/2/2021).
Banjir yang melanda kawasan itu diperparah dengan meluapnya Sungai Cipunagara yang berada di kawasan Pamanukan.
Akibat banjir ini, sedikitnya 19.211 rumah terendam serta 38.453 jiwa terpaksa harus mengungsi. Banjir tersebut juga merendam fasilitas umum lainnya seperti enam unit sekolah dan 10 unit tempat ibadah.
Hingga saat ini, lanjut Hidayat, jajarannya bersama unsur terkait dan dibantu TNI/Polri, terus berupaya mengevakuasi warga yang terjebak banjir. Terutama, di kawasan Pamanukan. Sebab, banjir yang terjadi di kawasan itu mencapai 1,5 meter.
Upaya lainnya, saat ini sudah terbentuk tiga dapur umum untuk para pengungsi. Dapur umum itu, dua titik di Pamanukan dan satu titik di Ciasem. Bahkan, rencananya bersama dengan Dinas Sosial, akan menambah jumlah dapur umum.
"Untuk pengungsi dipusatkan di alun-alun Pamanukan yang lokasinya cukup aman dari genangan air," jelas Hidayat.
Secara terpisah, Angga Kusmawan (29 tahun) warga Kecamatan Pamanukan mengatakan sampai saat ini air banjir masih belum surut. Bahkan, akses utama jalur pantura juga masih lumpuh. Kendaraan yang hendak ke Jakarta maupun Cirebon terpantau tak bergerak.
"Jadi, di sekitaran flyover Pamanukan dan sebelum jembatan Cipunagara, banjir masih menggenangi jalur utama pantura. Sehingga, jalan tersebut masih belum bisa dilintasi kendaraan," ujarnya. (K60)