Bisnis.com, CIANJUR - Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mengantisipasi lonjakan jumlah pasien Covid-19 dengan menambah jumlah kamar untuk isolasi di rumah sakit dan vila khusus sehingga total jumlahnya menjadi 450 kamar.
"Potensi terjadinya penyebaran dan penularan virus berbahaya saat digelarnya pilkada sangat tinggi, sehingga sebagai upaya antisipasi melonjaknya pasien pascapilkada dilakukan seperti menambah jumlah kamar isolasi di rumah sakit dan vila khusus," kata Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Cianjur Yusman Faisal, Kamis (3/12/2020).
Ia menjelaskan meskipun protokol kesehatan diterapkan secara ketat selama proses pemilihan, tetap saja rentan terjadi penularan karena tingginya kerumunan warga di setiap TPS pada hari "H" pemilihan.
Imbauan kepada warga untuk menjaga jarak oleh gugus tugas, kata dia, akan diterapkan secara ketat.
Tercatat hingga saat ini, jumlah pasien positif Covid-19 di Cianjur 608 orang, sedangkan ruang isolasi yang tersedia 290 unit. Pihaknya terpaksa menerapkan daftar tunggu bagi pasien baru untuk menempati ruang isolasi yang tersedia. Selama menunggu, pasien menjalani isolasi mandiri di bawah pengawasan gugus tugas dan tim kesehatan dari puskesmas terdekat.
"Tidak hanya menambah kamar, gugus tugas akan menambah tempat isolasi di BPPK Ciloto, setelah mendapat izin dari Kementerian Kesehatan, sehingga menjelang pilkada sudah ada tiga tempat isolasi sebagai upaya antisipasi melonjaknya pasien positif pascapilkada," katanya.
Ia menegaskan tempat isolasi tersebut, di antaranya di RSUD Cianjur 250 ruangan, Vila Ciherang 180 kamar, dan BPPK Ciloto 20 kamar. Kemungkinan ruangan tersebut akan kembali ditambah, ketika terjadi lonjakan jumlah pasien.
"Harapan kami tidak terjadi lonjakan penularan selama atau setelah pilkada. Namun, untuk antisipasi tetap dilakukan dengan cara menambah ruangan isolasi sebagai upaya cepat memutus rantai penyebaran dan penelusuran cepat ketika menemukan kasus baru," katanya.