Bisnis.com, BANDUNG - Biro Kemenko Kemaritiman dan Investasi melakukan kunjungan ke Situ Cisanti. Dalam kunjungan tersebut dijelaskan kerja pemerintah dalam penanganan sungai citarum kepada para influencer atau netizen.
Hal tersebut dilakukan dengan harapan agar dapat informasi mengenai Sungai Citarum bisa dipublikasikan kepada masyarakat yang luas. Di sana influencer melihat bagaimana upaya-upaya yang sudah dilakukan pemerintah selama dua tahun.
Para influencer juga mendapat penjelasan mengenai penanganan pencemaran Sungai Citarum dari Ketua Harian Satgas Mayjen Citarum Dedi Kusnadi Thamim. Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi Kemenko Maritim dan Investigasi Andreas Dipi Patria mengatakan, pemerintah sudah memiliki rencana aksi untuk 5 tahun ke depan terkait aktivitas di Sungai Citarum.
Ia berharap rencana tersebut bisa berjalan dengan baik. Jika rencana tersebut terealisasi dengan baik, pihaknya berharap hal itu dapat dipublikasikan kepada masyarakat.
"Kaum milenial ini menjadi salah salah satu sumber informasi bagi masyarakat. Nah pemerintah dalam hal ini mencoba mengambil peran. Teman-teman influencer ini menjadi bagian sebagai corong menyampaikan pesan-pesan pembangunan. Hari ini kita memperkenalkan pada pada milenial bagaimana pemerintah berusaha memperbaiki Sungai Citarum. Kita mulai dengan melihat dari Situ Cisanti," kata Andreas dalam rilis yang diterima Bisnis, Rabu (25/11/2020).
Selain pemerintah, ia juga berharap agar masyarakat bisa turut andil dalam pembangunan daerah, termasuk dengan pemulihan kembali kondisi Sungai Citarum. "Ini sebenarnya strategi bagaimana pemerintah menyampaikan pesan-pesan pembangunan melalui influencer. Ini sebenarnya tren baru bagi masyarakat," ujar Andreas.
Sebelumnya, dalam Dua tahun terakhir, kontribusi sampah yang masuk ke Sungai Citarum berkurang banyak, bahkan sampai 42 persen dibanding dengan sebelum program Citarum Harum bergulir.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Asep Kusumah mengatakan, berdasarkan data pada 2018, terdapat 7.000 ton sampah terbantu tertangani secara langsung dari dalam pendekatan penanganan darurat.
Menurutnya sepanjang 2018 sampai 2019, pemerintah Kabupaten Bandung terus melakukan pengembangan infrastruktur pendukung pengolahan sampah, seperti pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) juga bank sampah.
TPS dibangun supaya masyarakat tidak membuang sampah secara langsung ke sungai, sehingga secara tidak langsung TPS akan membantu mengurangi risiko masyarakat membuang sampah ke Citarum atau anak-anak sungainya. Sementara program bank sampah menghasilkan pemasukan bagi pemkab.
"Target PAD bidang pengolahan sampah selalu tercapai," katanya.