Bisnis.com, CIREBON - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, telah mendeteksi 23 titik potensi bencana. Puluhan titik tersebut sebagian besar berada di wilayah barat dan timur.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon, Alex Suheriyawan, mengatakan, titik tersebut berdasarkan kejadian yang terjadi pada 2019. Seluruhnya merupakan bencana banjir.
"Memang sebagian besar di wilayah barat dan timur, tetapi ada satu juga di wilayah tengah," kata Alex di Kabupaten Cirebon, Kamis (5/11/2020).
Saat ini, kata Alex, sudah melakukan inventarisir potensi untuk menanggulangi bencana pada musim penghujan, baik kesiapsiagaan sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur.
Selain itu, BPBD Kabupaten Cirebon sudah mengajukan upaya realisasi normalisasi sejumlah sungai pun sudah diajukan kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung.
"Anggaran BTT juga sudah disiapkan, bakal digunakan sesuai kebutuhan," katanya.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menyebutkan, saat ini terjadi fenomena La Nina seiring mulainya awal musim hujan pada Oktober hingga November.
Hal tersebut menyebabkan peningkatan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.
La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi curah hujan bulanan di Indonesia 20% hingga 40% di atas normal, namun tidak menutup kemungkinan bisa lebih.
Namun demikian, dampak La Nina tidak seragam di seluruh Indonesia. Pada bulan Oktober-November 2020, diprediksikan peningkatan curah hujan bulanan dapat terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia kecuali Sumatra.
"Pada Desember hingga Februari 2021, peningkatan curah hujan akibat La Nina dapat terjadi di Kalimantan bagian timur, Sulawesi, Maluku-Maluku Utara dan Papua," kata Dwikorita dikutip dari laman resmi BMKG. (K45)