Bisnis.com, BANDUNG — Manajemen PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) tetap bersemangat mengelola Bandara Kertajati, Majalengka meski penerbangan tengah terpukul pandemi Covid-19.
Direktur Utama PT BIJB Salahudin Rafi mengatakan kondisi sepi di Bandara Kertajati juga terjadi di bandara lain di seluruh dunia yang awalnya selalu ramai dan penuh.
“Sekarang ratusan bandara di seluruh dunia ikut merasakan bagaimana sepinya seperti Bandara Kertajati. Bahkan Soekarno-Hatta pun merasakan kondisi nol penerbangan,” katanya berkelakar kepada tim Jelajah Rebana II Bisnis Indonesia Perwakilan Jawa Barat, Rabu (24/6/2020).
Baca Juga : BIJB Kurangi Risiko Keterlambatan Kargo |
---|
Menurutnya kondisi sepi penerbangan dimanfaatkan pihaknya untuk mempertajam rencana bisnis BIJB ke depan seperti pemanfaatan kargo hingga penguatan rencana pengembangan aerocity.
“Revisi masterplan aerocity on going, targetnya selesai tahun ini, kami sudah rapatkan dengan Bappeda dan dilaporkan pada Pak Gubernur,” ujarnya.
Rafi sendiri menilai industri penerbangan baru akan pulih pada pertengahan 2021 mendatang. Kembali normal kemungkinan baru akan terjadi pada 2022.
Namun peluang pemasukan dari sektor kargo menurutnya masih ada. “Sebelum pandemi kemarin kita masih bisa angkut kargo 5-6 ton, tahun lalu malah mencapai angka 460-an ton. Dari sisi investor dan pelaku logistik, kebutuhan itu ada, tidak hilang,” katanya.
Sebelumnya, pihaknya sudah menyusun skema pelayanan yang menerapkan konsep new normal sekaligus menunggu arahan lebih detil dari Kementerian Perhubungan terkait pelaksanaan tersebut.
“Bandara Kertajati siap menerapkan kebijakan new normal untuk operator penerbangan, maskapai, pengelola bandara dan penumpang. Secara internal kami sudah menyusun skemanya dengan Dinas Perhubungan Jawa Barat, tinggal menunggu detil lebih lanjut dari Kementerian Perhubungan,” paparnya, Rabu (27/5/2020).
Dari hasil survei yang digelar pihaknya pada 647 responden selama 10 hari [17-26 Mei] keinginan masyarakat untuk kembali menggunakan fasilitas penerbangan dari Kertajati terbilang masih tinggi. Rafi mencatat 62 persen calon penumpang berniat melakukan perjalanan udara via Kertajati.
Kemudian ada 72 persen lebih masyarakat yang bersedia menunggu 1-3 bulan untuk selanjutnya kembali siap menggunakan moda transportasi udara. Survei juga menunjukan penerapan kebijakan new normal di sektor transportasi udara dan penerapan protokol kesehatan membuat keyakinan calon penumpang untuk terbang makin solid.
Sebagai catatan, Jelajah Segitiga Rebana II Bisnis Indonesia kembali bisa terlaksana dengan dukungan dari banyak pihak, di antaranya, Pemprov Jabar, Pemkab Majalengka, Bank BJB, PT Migas Hulu Jabar (MUJ), Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat, BIJB, Disparbud Jabar, JNE, XL dan Telkomsel.