Bisnis.com, BANDUNG – Kepala IDX Incubator Jawa Barat, Achmad Dirgantara memaparkan pasar modal Indonesia harus menghadapi tantangan yang tidak mudah di awal tahun 2020 ini. Per 28 Februari 2020, IHSG turun mencapai 13,44% (ytd) dan diikuti penurunan kapitalisasi pasar yang mencapai Rp960 triliun.
Ada empat faktor eksternal yang memengaruhi ekonomi global di awal tahun 2020, yaitu penyebaran COVID-19, pemilu Amerika Serikat, kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat dan British Exit.
Dari empat faktor itu, penyebaran COVID-19 memberikan pengaruh yang paling menjadi perhatian dunia. Hal ini dikarenakan COVID-19 membuat aktivitas orang-orang di dunia menjadi terbatas.
“Kalau di capital market, apa yang terjadi di belahan dunia lain akan cepat direspons dalam waktu yang cepat juga,” ujar Achmad, Kamis (12/3/2020).
Akan tetapi, lanjut Achmad, ekonomi Indonesia tetap stabil di tengah tantangan ekonomi global tersebut. Indonesia juga masih menjadi salah satu tujuan investasi utama di dunia. Bahkan, terhitung 52% investor asing masih berinvestasi di Indonesia dan 47% lainnya merupakan investor domestik.
“Kinerja perusahaan yang tercatat di BEI relatif stabil. Kalau pun harga sahamnya turun, itu berasal dari sentimen negatif bukan dari kinerja perusahaannya,” katanya.
Di Jawa Barat sendiri, jumlah investor mengalami pertumbuhan 13,76%. Di tahun 2019, terdapat 177.105 SID (Single Investor Identification) dan di bulan Februari 2020 meningkat menjadi 179.543 SID. Adapun transaksi saham di Jawa Barat pada bulan Februari 2019 – 2020 mencapai 2.594.856,039 Lot.
“Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berupaya mengenalkan pasar modal kepada masyarakat melalui beberapa cara, yaitu dengan menghadirkan 30 kantor cabang, 465 Investment Gallery, 442 Investment Communities dan penyebaran informasi melalui IDX Channel serta media sosial,” katanya.
Achmad menjelaskan, sebelum memulai berinvestasi, calon investor harus memahami tujuannya. Seperti contoh, calon investor berinvestasi untuk biaya pendidikan, pensiun, jangka pendek, menengah atau panjang.
Setelah itu, calon investor harus mempelajari alternatif investasi yang tersedia sekaligus risiko yang berkaitan dengan alternatif investasi tersebut. Langkah selanjutnya, calon investor harus menentukan strategi investasi. Apabila belum memahami wahana investasi, jasa profesional bisa dimanfaatkan.