Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vihara di Cirebon Ini Memiliki Dewa dengan Strata Tertinggi di Pulau Jawa

Vihara Dharma Sukha yang terletak di Desa Weru Kidul, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, tampak terlihat megah dan menakjubkan mata. Posisinya yang berada tepat di belakang Pasar Kue Weru itu selalu ramai didatangi jemaat sejak pagi hari.
Vihara Dharma Sukha yang terletak di Desa Weru Kidul, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon/Bisnis-Hakim Baihaqi
Vihara Dharma Sukha yang terletak di Desa Weru Kidul, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon/Bisnis-Hakim Baihaqi

Bisnis.com, CIREBON - Vihara Dharma Sukha yang terletak di Desa Weru Kidul, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, tampak terlihat megah dan menakjubkan mata. Posisinya yang berada tepat di belakang Pasar Kue Weru itu selalu ramai didatangi jemaat sejak pagi hari.

Saat memasukinya, kita akan mencium aroma dupa yang ada di ruangan utama vihara. Langit-langit ruang yang tinggi dan kokoh membuat vihara tampak semakin megah.

Rabu (11/03/2020) pagi, Windi (31) seorang jemaat asal Sumber, mengunjungi vihara untuk beribadah. Dia tampak datang bersama keluarganya.

"Memang dari kecil udah biasa ke sini. Meski tidak jauh dari jalan raya, tapi tempatnya nyaman dan membuat kita fokus di sini. Sekarang sih datang bersama keluarga. Kadang-kadang juga bawa teman atau saudara yang lain," kata dia.

Pengurus vihara, Sugianto (67), mengatakan, ada salah satu dewa yang memiliki strata tertinggi di Cirebon dan tertinggi pula di Jawa Barat.

"Di vihara ini ada dewa dengan strata tertinggi, namanya Hok Tek Tjeng Sin. Karena dewa di vihara ini lebih tinggi stratanya, disebutlah Dewa Fuk Dhe Minh Wang yaitu dewa yang telah diberi gelar," katanya.

Dia menambahkan, dewa tersebut pemberi kelancaran rezeki, sehingga jemaat yang sembahyang di Vihara Dharma Sukha biadanya meminta kelancaran rezeki.

"Kalau jemaat sini rata-rata tahu ada Dewa Fuk Dhe Minh Wang, jadi selalu ramai. Bahkan jemaat kebanyakan dari Jakarta juga datang," ungkapnya.

Ia menjelaskan, peran vihara pada zaman kolonial sangat besar. Sebab, banyak vihara yang membantu warga melawan penjajah.

Awalnya, vihara ini terletak di Blok Pemarakan dan dipindahkan ke belakang Pasar Kue, sebab kolonial Belanda biasanya memantau kegiataan jemaat yang letaknya berada dekat jalan raya.

"Dulu di Blok Pemarakan yang masih termasuk Desa Weru Kidul kan letaknya di belakang, sehingga aktivis nya kadang tidak terlihat. Maka sejak saat itu vihara ini berlokasi tepat di belakang Pasar Kue," kata dia.

Vihara ini telah direnovasi berturut-turut pada tahun 2012, 2013, 2014, dan dilanjutkan pada 2016.

"Dulu bangunannya tidak semegah ini, sekarang sudah tampak megah. Ini dilakukan agar jemaat yang sembahyang merasa nyaman. Dan karena ini bangunan bersejarah, maka kita tidak mengubah bentuk aslinya," ucapnya.

Di ruang sembahyang disimpan pak pwe atau semacam kayu kecil sepasang. Pak pwe biasa digunakan jemaat untuk menentukan apakah mereka bisa meminum air yang disediakan di ruang sembahyang atau tidak.

Cara menentukan jemaat ini bisa minum air di ruang sembahyang atau tidak adalah dengan cara melempar pak pwe, jika posisi kayu menghadap ke atas atau terbuka tandanya dewa tidak setuju, kalau kayu menghadap ke bawah atau tertutup artinya dewa setuju.

Di ruang sembahyang itu juga disediakan air untuk keberkahan jemaat. Tak heran banyak jemaat yang meminum air tersebut. (K45)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper