Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Selain Batik Trusmi, Cirebon Punya Batik Tulis dari Desa Ciwaringin

Cirebon sejak lama dikenal sebagai daerah penghasil kerajinan batik. Salah satu daerah yang menjadi sentra kerajinan tersebut yakni Desa Ciwaringin di Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon.
Perajin sedang menyelesaikan batik tulis di Desa Ciwaringin, Kabupaten Cirebon/Bisnis-Hakim Baihaqi
Perajin sedang menyelesaikan batik tulis di Desa Ciwaringin, Kabupaten Cirebon/Bisnis-Hakim Baihaqi

Bisnis.com, CIREBON - Cirebon sejak lama dikenal sebagai daerah penghasil kerajinan batik. Salah satu daerah yang menjadi sentra kerajinan tersebut yakni Desa Ciwaringin di Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon.

‎Berjarak 31 kilometer dari pusat Kota Cirebon, sentra Batik Ciwaringin berada di sebuah perkampungan padat penduduk. Di mana, saat memasuki daerah tersebut terlihat beberapa rumah yang dicat bermotif batik khas Cirebon.

‎Saat memasuki Sentra Batik Cirebon tepatnya di RW 7, terlihat ada aktivitas para perajin batik. Kegiatan membatik tersebut dilakukan di masing-masing rumah.

Salah seorang perajin batik, Hasan (48), menyebutkan, batik khas Desa Ciwaringin berbeda dengan batik dari Desa Trusmi, karena menggunakan bahan alami dari kulit pohon mahoni, manggis, rambutan, dan mangga.

Motif batik khas dari Desa Ciwaringin yaitu, sekar jagat, lasem, dan rajeg gusi.

‎"Batik dari sini katanya sudah ada dari zaman Belanda. Kalau kata orangtua, batik di Ciwaringin lebih dalam dari Desa Trusmi,‎" kata Hasan di Kabupaten Cirebon, Senin (2/3/2020).‎

Pada 1960, saat pewarna sintetis dari India dan China ‎beredar di Kabupaten Cirebon. Para pembatik kemudian beralih menggunakan sintetis, namun kualitas yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan dengan pewarna alami.

Hasan mengatakan, hasil dari penggunaan pewarna alami memiliki kualitas lebih bagus, karena pewarna alami tersebut memiliki manfaat untuk lingkungan dan pemanfaatan limbah pohon.‎

"Untuk pewarna kami dapat dari pengusaha meubel sebesar Rp50 ribu, itu kan sampah. Bisa dipakai dua kali juga," katanya.‎

Satu lembar batik yang dihasilkan pengrajin batik dengan hasil warna bagus, bisa mencapai satu bulan. Namun, bila motif tidak terlalu rumit, bisa dikerjakan kurang dalam satu bulan.

Satu lembar batik berbahan dasar katun yang dijual perajin batik di Desa Ciwaringin, mulai dari Rp250.000 sampai Rp1,5 juta. Setiap bulannya, mampu memproduksi sampai 50 lembar.

"Batik dengan pewarna sintetis juga masih tetap produksi. Tetapi warna alami jadi favorit para pencinta batik," katanya.

Perajin batik lainnya, Lela (34), mengatakan, mengalami kendala pemasaran, lantaran akses jalan menuju Desa Ciwaringin belum memadai, kurang strategis, dan kurangnya promosi.

“Memang dijual sudah bisa online, tetapi selalu sepi,” katanya. (K45)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper