Bisnis.com, BANDUNG - Citra pasar rakyat begitu-begitu saja. Kotor, sumpek, gerah dan susah bikin betah. Tapi, bagi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, hal itu bukan penghalang. Usai mengikuti penganugerahan doktor Honoris Causa Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono oleh ITB, dirinya meluncur ke Pasar Cihapit, Bandung, Kamis (16/1/2020).
Emil, sapaan akrabnya, berjalan meluncur ke Warung Nasi Bu Eha, titik kuliner paling terkenal di pasar tersebut. Dia memesan pepes usus, sambal dan lalapan sebagai menu makan siangnya, plus nasi merah.
“Ma Eha ini sebelum ibu saya menikah sudah ada, terus ketemu bapak dan menikah, lalu saya anaknya dari sebelum wali kota, jadi wali kota sampai gubernur Ma Ehanya masih ada. Saya sering makan di sini,” katanya.
Emil juga mengingat Pasar Cihapit sudah berubah banyak sejak program Pasar Juara ia gulirkan. Pasar yang lokasinya dekat kantor pemerintahan tersebut menjadi gambaran bahwa pasar bisa ditata jauh lebih baik.
Cihapit tak hanya tempat berbelanja ikan dan sayur mayur segar. Di sana sudah banyak kios yang bisa menjadi tempat nongkrong baru, ada kios kopi, jajanan ala kafe hingga tempat kursus musik. Di pojokan pasar malah ada pojok baca buat anak-anak warga dekat pasar.
“Salah satu target kepemimpinan kami adalah menjadikan pasar sebagai tempat yang disukai oleh kelompok menengah atas, selama ini pasar tradisional hanya didatangi menengah bawah,” tuturnya.
Program Pasar Juara lahir setelah pihaknya melakukan survei kalangan menengah ke atas ingin seperti mal minimal kebersihan dan suasananya.
“Maka diundanglah tim kreatif oleh dinas Indag [Jabar] ini supaya mengkonversi dari pasar yang citranya kotor semrawut menjadi unik, bersih, penuh kegiatan,” kata Emil.
Kepada Indag Jabar, Emil menitipkan 30 persen aktifitas pasar tidak hanya datang dari transaksi sembako namun ada kegiatan seperti bazaar dan hal-hal yang lain.
“Karena pada dasarnya pasar tempat berkumpul selain tempat berdagang oasar itu bsrkumpul. Dan berkumpul tidak harus selalu ada transaksi tapi membuat tempat ini menjadi ramai,” katanya.
Kadis Indag Jabar M Arifin Soendjayana mengatakan permintaan Gubernur Jabar agar pihaknya mendorong pasar menjadi bagian dari rantai pariwisata akan ditindaklanjuti.
“Jadi tak hanya revitalisasi pasar secara fisik lewat program Pasar Juara, tapi harus memiliki spot dan aktifitas yang menarik.”
Rencana ini akan diadaptasikan ke dalam revitalisasi pasar gelombang kedua tahun 2020 ini. Tahun lalu, Indag sukses merevitalisasi 7 pasar rakyat di 7 daerah, seperti Pasar Manis Ciamis, Pasar Langensari Banjar hingga Pasar Baleendah Bandung.
Kabid Perdagangan Dalam Negeri Eem Sujaemah mengatakan konsep pasar wisata bisa dilakukan dengan memberdayakan potensi dan unggulan di setiap pasar.
“Kita juga mendorong bimtek pasar SNI, sekarang baru dua di Sukatani, Depok dan Gunung Sari, Cirebon. 2020 ada 20 pasar yang akan bersertifikat SNI,” ujarnya.
Untuk memenuhi standar SNI, pengelola pasar harus memenuhi 45 indikator seperti penempatan sayur mayur yang terpisah dari ikan dan daging hingga kebersihan, kenyamanan dan kelengkapan fasilitas umum lainnya.
“Ini sudah mulai dari penyusunan details enggineering design-nya, pasarnya punya ciri khas,” tambah Eem Sujaemah.