Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hyundai Investasi Mobil Listrik di Jawa Barat, SDM Belum Siap

Rencana investasi besar Hyundai di Jawa Barat dibayangi ketidaksiapan provinsi ini menyediakan tenaga ahli yang mampu menguasai kendaraan listrik.
Logo Hyundai Motors terpampang dalam kemudi all-new Sonata yang dipamerkan di kantor pusat Hyundai di Seoul, Korea Selatan, Jumat (22/3/2019)./Reuters-Kim Hong Ji
Logo Hyundai Motors terpampang dalam kemudi all-new Sonata yang dipamerkan di kantor pusat Hyundai di Seoul, Korea Selatan, Jumat (22/3/2019)./Reuters-Kim Hong Ji

Bisnis.com, BANDUNG—Rencana investasi besar Hyundai di Jawa Barat dibayangi ketidaksiapan provinsi ini menyediakan tenaga ahli yang mampu menguasai kendaraan listrik.

Wakil Ketua Umum Kadin Jabar Bidang Teknologi dan Data Potensi Usaha Hadi S Cokrodimejo mengatakan investasi Hyundai membangun pabrik kendaraan listrik di kawasan Jababeka membutuhkan kesiapan sumber daya ahli. “Kita harus siap-siap, SDM sudah ada belum? Pasokan SDM untuk kendaraan listrik kurang, harus didorong,” katanya di Bandung, Senin (9/12/2019).

Menurutnya pemerintah provinsi dan daerah harus mempersiapkan ini secara serius karena kebutuhan tinggi akan terjadi lima tahun ke depan. Lewat penguatan di SMK, politeknik dan Balai Latihan Kerja.

“Kita harus latih anak-anak kita soal mobil listrik karena arah kendaraan ke depan itu listrik. Hyundai sudah setuju investasi besar, Jepang juga sudah setuju saya kira,” ujarnya.

Hadi memprediksi dengan investasi besar dan mulai tumbuhnya minat pasar pada kendaraan listrik maka Hyundai membutuhkan banyak pasokan SDM. “Kalau soal kebutuhan pasti banyak Hyundai saja bisa tiga ribuan. Kalau Toyota masuk bisa 10 ribu tenaga kerja, cukup besar,” paparnya.

Jawa Barat menurutnya masih punya kendala mencetak tenaga kerja ahli kendaraan listrik. Dia menunjuk SMK unggulan di Jawa Barat saja dari sisi teknologi dan peralatan sudah ketinggalan jaman meski dipasok Honda dan Toyota. “Gurunya kolonial, muridnya milenial alatnya jadul jadi susah. Mesinnya kuno, 20-30 tahun lalu,” tuturnya.

Kondisi ini jika tidak disikapi oleh kebijakan vokasi atau teaching factory menurutnya bisa merugikan karena tenaga kerja dari Thailand dan Vietnam lebih siap. “Kan 2020 mereka sudah bisa masuk ke sini, mereka sudah belajar bahasa, punya keahlian juga ya pasti masuk,” katanya.

Kendala Jawa Barat di sektor pendidikan vokasi menurutnya harus segera dibenahi. Kadin mendorong agar Pemprov Jawa Barat mulai membenahi kebutuhan ini dengan memperbaharui peralatan praktik di SMK-SMK. “Kalau BLK sudah lumayan bagus meski untuk motor listrik belum ada, tapi peralatannya sudah baik,” ujarnya.

Menurutnya permintaan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil agar daerah mewajibkan industri menyediakan fasilitas factory teaching sudah tepat. “Kita harus belajar dari Vietnam bagaimana mereka bisa mengejar ketertinggalan dalam 10 tahun, kita perlu penguatan SMK, politeknik dan guru-guru serta membenahi sistem,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper