Bisnis.com, BANDUNG — Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menargetkan 30% zakat pada 2020 mendatang mampu diserap melalui layanan digital. Hal tersebut dilakukan guna memudahkan masyarakat dalam membayarkan zakatnya.
Ketua Baznas, Bambang Sudibyo menuturkan perkembangan teknologi saat ini memang menuntut lembaga untuk mampu beradaptasi dan memanfaatkannya guna melayani perkembangan masyarakat. Termasuk Baznas yang kini juga membuka layanan pengumpulan zakat melalui teknologi digital.
“Tahun 2019 perhari ini sudah 13,7%, mungkin sampai akhir tahun bisa 14%,” kata Bambang dalam konferensi persnya di Universitas Padjadjaran, Kota Bandung, Kamis (3/10).
Menurutnya, Baznas sendiri sudah sejak 2016 lalu menerapkan layanan digital dalam mengumpulkan zakat masyarakat. Hasilnya, setiap tahun masyarakat yang membayar zakat menggunakan layanan digital terus meningkat. Oleh karenanya ia menargetkan Baznas mampu menyerap 30% zakat dari layanan digital pada 2020 mendatang.
Ia menyebutkan pada 2016 penghimpunan dana zakat melalui digital masih 0%. Pada 2017, metode digital ini mulai dilirik muzaki (pembayar zakat) dan menyumbang sekitar 5%. Satu tahun berikutnya pada 2018 jumlahnya semakin naik yakni 8%.
“Makanya tahun depan bisa 30% karena sangat cepat perkembangannya,” ujarnya.
Tahun ini, Baznas menargetkan penyerapan zakat bisa menembus angka Rp280 miliar dan 14% di antaranya ditargetkan mampu terserap hingga 14% atau Rp39,2 miliar.
Hingga hari ini, kata dia, dana zakat yang dikumpulkan melalui layanan digital sudah mencapai Rp 29 milyar. Oleh karenanya ia mengaku optimis target tersebut bisa tercapai.
Hal ini kata Bambang merupakan bukti dari efektifitas dari layanan digital. Tak hanya pengumpulan, ia mengatakan distribusi dana zakat ini juga akan memanfaatkan teknologi digital ke depannya.
“Tentu kita sepanjang penggunaan teknologi digital itu memang mempercepat dan membuat lebih efisien, pendistribusian dan pendayagunaan kita lakukan dengan bantuan digital. Misalnya mustahik ini layak dibantu atau nggak kita pakai vefikdikasi kondisinya lewat big data,” tuturnya. (k34)