Bisnis.com, BANDUNG--Pertumbuhan investasi properti warga Bandung di Negeri Kangguru meningkat signifikan selama dua tahun terakhir.
Crown Group Indonesia bahkan mencatat pertumbuhannya dalam dua tahun terakhir menyentuh 100% sehingga menempatkan Bandung sebagai kota terbesar ketiga bagi pasar strategis penjualan properti di Australia.
Head of Sales Crown Group Indonesia Reiza Arief mengatakan tren pembelian properti Australia, khususnya di dua kota utama Sydney dan Melbourne, meningkat karena banyaknya warga Bandung yang menyekolahkan anaknya ke negara tersebut.
"Faktor kedua adalah meningkatnya awareness masyarakat untuk berinvestasi properti di luar," ungkap Reiza, Selasa (10/09/2019).
Ke depannya, dia yakin pertumbuhannya akan terus signfikan. Tidak hanya peningkatan jumlah pelajar Bandung yang bersekolah di sana, tetapi juga adanya faktor kebijakan pemerintah.
Faktor kebijakan yang dimaksud adalah dana tax amnesty masyarakat yang sudah boleh untuk kembali diinvestasikan. Alhasil, masyarakat dapat kembali berinvestasi di luar negeri.
Untuk menyikapi geliat pasar di Bandung, Reiza menuturkan perusahaan akan melakukan acara rutin tiap bulannya dalam rangka memasarkan dan memperkenalkan produk properti perusahaan di Kota Kembang.
Bagi masyarakat Bandung yang ingin berinvestasi di Sydney dan Australia, Reiza mengungkapkan dana yang harus disiapkan mencapai 40% sampai dengan 60% dari pinjaman bank. Pasalnya, regulasi di Australia memperbolehkan maksimum pinjaman bank sekitar 60-70% dari harga properti di sana.
Adapun, harga properti di sana berkisar antara Rp6 miliar hingga Rp60 miliar. Namun, rata-rata masyarakat Bandung lebih memilih properti apartemen dengan satu hingga dua kamar tidur.
GM Strategic & Corporate Communications Crown Group Indonesia Bagus Sukmana mengungkapkan salah satu keunggulan berinvestasi properti di Australia yakni pembeli dapat mendapatkan hak seumur hidup terhadap properti yang dibelinya.
"Namun untuk overseas buyer [termasuk dari Indonesia], hanya diperbolehkan untuk membeli properti baru," kata Bagus.
Hal tersebut dimaksudkan agar pasar properti di negara tersebut tidak jenuh. Selain itu, 90% pembelian properti di Australia harus dilakukan melalui kredit perbankan.
Alhasil, harga properti di negara tersebut tetap stabil. Walaupun, tingkat kekosongan apartemen (low vacancy rate) di negara tersebut hanya sebesar 2%. Dari tingkat kekosongan tersebut, Reiza mengakui kekurangan properti tengah terjadi.
Melihat peluang tersebut, Crown Group yang telah memiliki enam proyek hunian vertikal kini tengah kembali membangun empat proyek apartemen di Sydney a.l. Infinity by Crown Group di Green Square, Mastery by Crown Group dan Waterfall by Crown Group di Waterloo serta Easlakes Live di suburban timur Sydney.
Sementara itu, salah satu properti yang baru diluncurkan pada Oktober tahun lalu adalah Syke Suites Sydney. Selain itu, Crown Group diketahui memiliki properti Syke Hotel Suites dan V by Crown Group di Parramatta.