Bisnis.com, BANDUNG--Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat M Arifin Soendjayana mengatakan pihaknya sudah menghitung secara kasar kerugian industri di Jawa Barat akibat pemadaman listrik pada Minggu (5/8/2019) kemarin.
Pihaknya mencatat, kejadian pemadaman listrik yang merugikan industri tidak terjadi hanya pada Minggu (8/4) namun pada Rabu (31/7) sebelumnya. Menurutnya kerugian paling signifikan dirasakan industri manufaktur.
“Sangat besar sekali, kami tidak bisa menghitung satu persatu. Tapi dari hitungan kasar, besar sekali,” ujarnya di Bandung, Kamis (8/8/2019).
Menurutnya dari laporan yang didapat di lapangan satu perusahaan mengalami kerugian mencapai Rp300 juta dengan pemadaman selama 4 jam, artinya setiap satu jam perusahaan mengalami kerugian hingga Rp75 juta.
“Ada 3.388 perusahaan di seluruh kawasan industri, kalau dihitung kasar kerugian per jam di kawasan industri saja 3.388 dikalikan Rp75 juta, maka mencapai Rp254,1 miliar,” tuturnya.
Kerugian ini jika dibeberkan terjadi karena dihitungnya bunga bank jalan terus, produksi terhenti, hasil produksi mengalami kerusakan terutama tekstil, karyawan sudah dibayar tapi tidak bekerja, satpam bertugas menjadi tiga kali lipat menjaga keamanan ekstra dalam kegelapan serta rusaknya mesin produksi akibat pemadaman secara tiba-tiba.
“Disamping kelancaran produksi terganggu juga terjadi kerusakan produk-produk akibat listrik padam, khususnya perusahaan-perusahaan yang telah menjalankan sistem produksi berteknologi tinggi,” katanya.
Arifin juga mencatat untuk industri kecil menengah di luar kawasan industri juga turut terkena dampak akibat pemadaman listrik. Menurutnya sebagai gambaran salah satu produsen kaos kaki menyatakan bahwa, kerugian perhari bisa mencapai sekitar Rp200 juta. “Itu yang direct order, untuk opportunity loss bisa sampai Rp500 juta,” ujarnya.