Bisnis.com,BANDUNG—Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menghadiri pengukuhan Pengurus Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) sekaligus melakukan 'Meal Test' Penerbangan Haji Embarkasi/Debarkasi Jakarta-Bekasi di Aula Asrama Haji Bekasi, Kota Bekasi, Kamis (20/6/2019) petang.
Menurut Emil –demikian Ridwan Kamil disapa--, jumlah jemaah haji asal Jawa Barat terbanyak se-Indonesia, yakni sekisar 39 ribu jemaah atau 19 persen dari jumlah jemaah haji nasional.
Oleh karena itu, dia meminta penyelenggara memberikan pelayanan terbaik, supaya jemaah bisa melaksanakan ibadah haji dengan khusyuk dan kembali ke Tanah Air dengan selamat.
"Semua bersemangat memfasilitasi sebuah kegiatan keagamaan yang menjadi wajah kita semua. Kita mengurusi agar para jemaah bisa mabrur dan mabruroh," ucapnya.
Emil pun berharap daftar antre atau waktu tunggu bagi masyarakat yang ingin beribadah haji bisa dikurangi. Saat ini, di Indonesia waktu tunggu jemaah untuk bisa berangkat ke tanah suci mencapai 40 tahun.
Sedangkan, waktu tunggu jemaah haji di Jawa Barat sekisar 12 sampai 20 tahun. Emil mengajak semua pihak, termasuk Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat, mengupayakan agar waktu tunggu jemaah bisa terus ditekan.
"Sudah punya kemampuan, tapi karena sebuah aturan administrasi mereka harus menunggu 40 tahun, padahal umurnya belum tentu cukup," katanya.
Terlebih Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah menjalin komunikasi dengan Pemerintah Arab Saudi terkait penambahan kuota haji. Kemudian, diharapkan akan ada upaya maupun kebijakan-kebijakan soal penambahan kuota haji Indonesia.
"Kita ketauhi Indonesia negara Muslim paling besar di dunia. Populasi besar, dikombinasikan dengan ekonomi yang baik, bisa dilihat dari banyaknya masyarakat yang ingin melaksanakan ibadah haji dan umrah," ucap Emil.
Selain itu, Emil juga menjelaskan mengapa pemberangkatan haji belum bisa dilakukan melalui Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati Majalengka.
Menurutnya, hal itu terjadi karena sejumlah persoalan administrasi. Padahal, untuk infrastruktur bandara sendiri sudah sangat siap.
"Mudah-mudahan tahun depan BIJB Kertajati bisa jadi Embarkasi/Debarkasi haji untuk Jawa Barat," katanya.
Soal ‘Meal Test’, Emil menyatakan bahwa makanan yang disediakan untuk jemaah haji sudah sangat layak. Apalagi, di Tanah Suci akan juga disediakan makan khas kedaerahan atau sesuai asal Embarkasi.
Selain itu, panitia haji juga akan memperbanyak makanan berbahan ikan untuk jemaah yang mayoritas berusia di atas 50 tahun.
Emil tidak lupa memberikan apresiasi kepada penyelenggara haji, terlebih dengan adanya layanan antar koper dari bandara ke hotel jemaah menginap.
"Kami juga titip, bulan Agustus secara klimatologi sangat panas, suhu tinggi, dehidrasi, saya titip ekstra minum diberikan pilihan tambahan agar lebih banyak konsumsi minum jemaah," katanya.