Bisnis.com, BANDUNG -- Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Barat turun 0,20% dibandingkan Maret 2018, dari 109,91 menjadi 109,69.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat, Dodi Herlando menuturkan Indeks yang diterima (IT) turun sebesar 0,11% dan Indeks yang dibayar (IB) naik sebesar 0,31%. Dari 5 (lima) subsektor NTP pertanian ada 3 (tiga) subsektor yang mengalami kenaikan. Jika diurutkan dari kenaikan terbesar: Subsektor Hortikultura mengalami kenaikan sebesar 1,52%, Subsektor Perikanan yang mengalami kenaikan sebesar 1,32%, dan Subsektor Peternakan dengan kenaikan sebesar 0,06 persen. Sementara, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami penurunan terbesar hingga mencapai 2,03%, dan Subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan sebesar 0,88%.
"Di daerah Perdesaan mengalami inflasi sebesar 0,41 persen. Semua kelompok pengeluaran mengalami inflasi," kata dia di Kantor BPS Jabar, Kamis (2/5).
Kelompok Bahan Makanan mengalami inflasi tertinggi, sebesar 0,79%. Kelompok Sandang inflasi sebesar 0,37%. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau inflasi sebesar 0,23%. Kelompok Kesehatan inflasi sebesar 0,09%. Kelompok Perumahan inflasi sebesar 0,07%. Kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga inflasi sebesar 0,04%. Dan Kelompok Transportasi dan Komunikasi inflasi terkecil, yaitu 0,02%.
April 2019, harga rata-rata Gabah Kering Panen (GKP) di Tingkat Petani sebesar Rp4.330,71 per kg atau turun 14,96% dibandingkan Maret 2019, ratarata harga GKP ditingkat Penggilingan sebesar Rp4.456,22 per kg atau turun 14,42%. Untuk Gabah Kering Giling (GKG) di Tingkat Petani turun 17,37%, dan di Tingkat Penggilingan turun 17,20%.
Rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp 9.769,73 per kg, turun 6,99% dibandingkan bulan sebelumnya, harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp9.927,78 per kg atau turun 3,37%. Beras kualitas rendah di penggilingan bulan April 2019 sebesar Rp8.525,00 per kg atau turun 8,82%.