Bisnis.com, BANDUNG -- JNE Bandung akan menggelar BALAREA (Bandung Lautan Kreatif) dengan tema "Festival Kreasi Urang Bandung, untuk Mendorong UKM Cipatakan Peluang Usaha di Era 4.0".
Acara BALAREA diagendakan akan digelar di Cihampelas Walk, Sabtu (6/4) mendatang. Dalam acara tersebut akan digelar acara menarik, seperti Talk Show interaktif, bazar UKM, photo contest, games dan doorprize, promo JLC double poin, hinga booth pengiriman gratis untuk tujuan Kota Bandung serta Cimahi untuk maksimal 1 kg.
Deputy Director e-Commerce & Partnership JNE, Mayland Hendar Prasetyo menuturkan, acara ini merupakan bentuk dukungan kepada para pelaku UKM industri kreatif untuk dapat terus meningkatkan kemampuan dan kreatifitas sehingga dapat menciptakan peluang usaha, bahkan bisa bersaing di dunia global.
"Kali ini JNE Bandung berkolaborasi dengan para UKM menghadirkan JNE UKM Festival BALAREA 2019 untuk pertama kalinya," kata Mayland dalam pressconference-nya di Bandung, Kamis (4/4).
Upaya JNE dalam menstimulus para pelaku industri kreatif bukan pertama kali dalam gelaran ini saja, sebelumnya JNE Bandung telah sukses menggelar 15 seminar serta pelatihan UKM dengan menghadirkan narasumber inspiratif, juga telah mengajak lebih dari 1.500 UMK untuk dapat informasi, motivasi dan pelatihan di kota dan Kabupaten Bandung.
Mayland mengakui, sejak awal perjalanan bisnis JNE, perusahaan pengiriman logistik ini selalu berkomitmen untuk mendukung sektor ekonomi mikto, kecil dan menengah untuk diorbitkan di tingkat nasional. Pada Agustus lalu, JNE bekerja sama dengan salah saru marketplace memilih 10 UKM guna dibina agar bisa bersaing di level nasional hingga internasional.
"Kuncinya agar user, selama ini barang yang dijual online sekitar 7-10 % barang produksi sendiri, sedangkan 90% merupakan produk luar negeri," jelasnya.
Selain itu, berbagai program pengembangan UKM lainnya juga dilakukan secara serentak di Indonesia, JNE rutin menggelar roadshow pengembangan UKM. Peningkatan dari berbagai sektor layanan pun terus dilakukan seperti perluasan jaringan, peningkatan di bidang IT, infrastruktur dan SDM terus dikembangkan demi mendorong pengembangan para pelaku kreatif dan UKM di tengah revolusi industri 4.0.
Di masa yang akan datang, lanjut Mayland, ekonomi global akan semakin bergantung pada sektor ekonomi kreatif. Pada saat yang sama, ketergantungan masyarakat global terhadap teknologi informasi dalam aktifitas sehari-hari telah memicu pertumbuhan secara eksponensial ke ekonomi kreatif.
"Dengan kelebihan demografi 250 juta penduduk, ekonomi kreatif Indonesia bisa menjadi salah satu keunggulan dalam pasar luar negeri," kata dia.
Sejauh ini, tanda-tanda kekuatan ekonomi kreatif nasional mulai terlihat. Data Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mencatat ekspor produk ekonomi kreatif Indonesia pada 2016 mengalami peningkatan 3,23% menjadi US$ 20 miliar dibanding dengan realisasi 2015.
Ketua HIPMI Jawa Barat Jodi janitra menyebut, industri 4.0 menjadi tantangan tersenditi bagi pelaku usaha di Indonesia, khususnya Jawa Barat. Pergerakan teknolohi memacu para pengusaha untuk bisa memanfaatkan perkembangan teknologi untuk mengefektif dan efisienkan roda usahanya.
"Sekarang jangan takut terhadap perkembangan teknologi, tapi kita harus mampu memanfaatkan teknologi itu," jelas dia.
Ia pun mengajak para pengusaha untuk bisa terus berkembang dalam menghasilkan produk-produknya, utamanya produk industri kreatif. Kesempatan yang terbuka dalam pasar dewasa ini, harus ditangkap dengan baik serta mampu bersaing dalam bidangnya masing-masing. (K34)