Bisnis.com, BANDUNG – Laba bersih Citibank N.A. Indonesia mencapai Rp2 triliun di tahun 2018.
Chief Executive Officer Citibank N.A. Indonesia Batara Sianturi mengatakan, laba tersebut terdiri dari pendapatan bunga bersih sebesar Rp4,3 triliun dan pertumbuhan double digit pada kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK).
Pertumbuhan kredit di akhir kuartal empat meningkat 26% year-on-year menjadi Rp49,9 triliun. Sementara itu, DPK tumbuh sebesar 10%. Persentase DPK tersebut mencatatkan rasio lending-to-funding sebesar 80,9%.
“Realisasi ini menggembirakan. Kami menargetkan 8% untuk kredit dan 8% untuk DPK. Nyatanya, kami bisa melampaui angka tersebut, bahkan double digit,” ujar Batara, Kamis (4/4/2019).
Batara menjelaskan, pertumbuhan kredit didorong oleh lini Institutional Banking. Kontribusinya mencapai 38% dan didominasi oleh kredit di sektor manufaktur, pertambangan dan perantara keuangan.
Portofolio Citibank cukup sehat dimana tingkat kecukupan permodalan dan kualitas aset tetap kuat. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimun (KPMM) mencapai 23,53% dan rasio Non Performing Loan bruto sebesar 2,27% dan netto sebesar 0,52%.
Pencapaian Citibank di tahun 2018 tidak hanya berasal dari tercapainya target kredit dan DPK, tapi juga berasal dari tercapainya program dan kerja sama. Salah satu programnya adalah Citibank terus menjalin kerja sama dengan berbagai fintech untuk memperluas jaringan nasabah.
Program lainnya adalah dengan memberikan program Citigold Intergeneration Successor, yaitu memberikan kelas literasi untuk para pelajar sehingga mereka bisa mengelola kekayaan dengan tepat.
Selain itu, Citibank bekerja sama dengan Garuda Indonesia dimana para pemegang kartu Garuda Indonesia Citi berhak mendapatkan tambahan 20 kilogram bagasi untuk kelas ekonomi dan bisnis.
“Di tahun 2019, kami menargetkan kredit sebesar 8% dan Dana Pihak Ketiga sebesar 10%. Diharapkan, realisasinya bisa mencapai double digit lagi,” katanya.
Selain menargetkan pertumbuhan kredit dan DPK, Citibank fokus memperkuat digitalisasi. Digitalisasi ini bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat pelayanan serta untuk menjangkau nasabah lebih luas lagi.
Digitalisasi difokuskan untuk dua segmen, yaitu consumer banking dan corporate banking. Digitalisasi consumer banking yang digarap adalah adanya platform Citi Mobile yang terus ditingkatkan performanya.
“Platform harus bisa memecahkan lima persoalan penting untuk nasabah antara lain payment, saving, investing, protecting dan borrowing. Dengan begitu, digitalisasi memudahkan nasabah, misalnya, untuk pembayaran baik untuk debit atau kredit, membuka deposito, reksadana, asuransi dan kartu kredit,” ujarnya.
Batara menambahkan, digitalisasi corporate banking yang digarap tak berbeda jauh dengan consumer banking, yaitu dengan adanya Citi Direct yang memudahkan korporasi untuk memecahkan persoalan secara B to B atau bisnis ke bisnis.
Hingga saat ini, Citibank Indonesia sudah menerbitkan 1,2 juta kartu kredit dan mengoperasikan 10 cabang di enam kota besar antara lain Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Medan dan Denpasar.
Adapun jaringan transaksi konsumen sekitar 33.000 titik pembayaran dan jaringan distribusi korporasi sekitar 6.000 titik.