Bisnis.com, BANDUNG -- PT Dirgantara Indonesia (DI) resmi menyerahkan lima unit Heli Anti Kapal Selam (AKS) dan satu unit Pesawat Udara CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) yang dipesan Kementerian Pertahanan untuk nantinya akan digunakan oleh TNI Angkatan Laut.
Penyerahan secara seremoni dilakukan di Hanggar Rotary Wing KP. II PTDI, Jl. Pajajaran No 154 Bandung, Kamis (24/1).
Direktur Utama PTDI, Elfien Goentoro menuturkan, pesawat udara yang diserahkan yakni satu unit CN235-220 MPA (Serial Number N067) yang sesuai Kontrak Jual Beli No. TRAK/19/PLN/I/2013/AL tanggal 07 Januari 2013, antara Kementerian Pertahanan RI dan PTDI. Pesawat udara ini secara kontraktual telah diserahkan kepada Kemhan/TNI AL pada bulan September 2018.
Sebelumnya kata dia, pada bulan Januari 2018 lalu, PTDI telah menyerahkan satu unit pesawat udara CN235-220 MPA (Serial Number N066) yang merupakan bagian dari materil kontrak dua unit pesawat udara CN235-220 MPA sebagaimana Kontrak Jual Beli di atas.
Sedangkan helikopter yang diserahkan yaitu lima unit Heli AKS (Serial Number 7021, 7042, 7043, 7046, 7047) yang merupakan bagian dari materiil kontrak 11 unit Heli AKS sebagaimana Kontrak Jual Beli No.TRAK/979/PLN/IX/2014/AL tanggal 30 September 2014 antara Kementerian Pertahanan RI dan PTDI, secara kontraktual telah diserahkan bertahap pada bulan Juni 2018 untuk SN 7021 dan 7043 serta bulan November 2018 untuk SN 7042, 7046 dan 7047.
"Adapun seremonial serah terima lima unit helikopter dilakukan hari ini," kata Elfien dalam sambutannya.
Sebelumnya, pada bulan September 2017 PTDI telah menyerahkan dua unit Heli AKS, dan pada bulan Januari 2018 sebanyak dua unit serta pada bulan Februari 2018 sebanyak satu unit.
Dengan demikian, PTDI telah berhasil menyerahkan 10 unit Heli AKS kepada Kemhan/TNI AL, dimana satu unit Heli AKS yang telah diserahkan akan dikirimkan kembali ke PTDI untuk pemasangan konfigurasi full AKS dan sisanya satu unit Heli AKS konfigurasi full Anti Kapal Selam yang saat ini masih di PTDI, dan keduanya akan diserahkan pada tahun 2019 ini.
Ia menuturkan, Pesawat CN235-220 MPA dapat diandalkan dalam berbagai macam misi, seperti patroli perbatasan dan Zona Ekonomi Eksklusif, pengawasan pencurian ikan dan pencemaran laut, pengawasan imigrasi dan perdagangan manusia, penyelundupan narkoba dan barang illegal, serta pencarian dan penyelamatan korban bencana.
"Pesawat udara CN235-220 Maritime Patrol Aircraft memiliki beberapa keunggulan, yakni dapat lepas landas dengan jarak yang pendek, dengan kondisi landasan yang belum beraspal dan berumput, mampu terbang selama 10-11 jam dengan sistem avionik glass cockpit, autopilot, dan adanya winglet di ujung sayap agar lebih stabil dan irit bahan bakar," jelas dia.
Pesawat udara CN235-220 Maritime Patrol Aircraft juga dilengkapi dengan dua consoles, 360o Search Radar yang dapat mendeteksi target yang kecil sampai 200 NM (Nautical Mile) dan Automatic Identification System (AIS), sistem pelacakan otomatis untuk mengidentifikasi kapal, sehingga dapat diperoleh posisi objek yang mencurigakan.
Selain itu, pesawat ini juga dilengkapi dengan IFF (Identification Friend or Foe) Interrogator dan Tactical Computer System, sistem identifikasi yang dirancang untuk mengetahui pesawat lawan atau kawan yang terintegrasi ke dalam sistem komputer guna menganalisa dan menentukan strategi operasi.
Pesawat udara CN235-220 MPA dilengkapi pula dengan FLIR (Forward Looking Infra Red) untuk mendeteksi dan mengklasifikasikan target serta mampu merekam situasi di sekitar wilayah terbang untuk evaluasi misi.
Sementara itu, Heli AKS yang diproduksi PTDI yakni Helikopter jenis Panther dengan type AS565 MBe, ini merupakan produk hasil kerja sama industri antara PTDI dengan Airbus Helicopters, Perancis, sedangkan untuk fase integrasi AKS sejak desain hingga pemasangan adalah merupakan hasil karya PTDI.
Selanjutnya, PTDI akan melakukan proses pemasangan torpedo dan sonar varian terbaru yang disesuaikan kebutuhan TNI AL. PTDI bekerjasama dengan Rotorcraft Services Group (RSG) dan L-3 Aerospace Systems. PTDI bersama Airbus Helicopter, RSG dan L-3 melakukan engineering collaboration dan rekayasa manufacturing untuk menghasilkan helikopter ini.
Menurutnya, Helikopter AS565 MBe Panther full AKS ini mampu mendeteksi keberadaan kapal selam yang dilengkapi dengan dipping sonar L-3 Ocean Systems DS-100 Helicopter Long-Range Active Sonar (HELRAS). Sonar HELRAS dapat beroperasi optimal di area laut dangkal dan laut dalam.
Teknologi HELRAS menggunakan frekuensi rendah dengan resolusi tinggi pada sistem Doppler dan rentang gelombang panjang untuk mengetahui keberadaan kapal selam dari jarak jauh. Dipadu dengan perangkat DS-100, AS565 Panther dirancang ideal untuk melakukan redetection, melokalisir sasaran, dan melancarkan serangan torpedo di perairan dangkal maupun perairan dalam.
Ia pun menegaskan, PTDI akan selalu siap memenuhi pesanan berikutnya dari Kementerian Pertahanan Republik Indonesia maupun TNI, dalam rangka mewujudkan kemandirian alutsista TNI.
"Keberadaan PTDI akan sangat berarti jika setiap produk serta jasa yang dihasilkannya dimanfaatkan secara maksimal oleh seluruh instansi dan lembaga negara di Indonesia, terutama Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dan TNI yang selama ini telah menjadi customer terbesar PTDI," tandas dia.
Berita acara serah terima ditandatangani oleh Direktur Niaga PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI), Irzal Rinaldi kepada Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, Laksamana Muda TNI Agus Setiadji, S.A.P., M.A. untuk selanjutnya secara berjenjang Kabaranahan Kemhan RI menyerahkan kepada Asisten Logistik Panglima TNI, Laksamana Muda TNI Dr. Ir. Bambang Nariyono, M.M., dari Aslog Panglima TNI diserahkan kepada Asisten Logistik Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Aslog Kasal), Laksamana Muda TNI Mulyadi, S.Pi., M.A.P., untuk selanjutnya diserahkan dari Aslog Kasal kepada Komandan Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Danpuspenerbal), Laksamana Pertama TNI Dwika Tjahja Setiawan, S.H. sebagai pengguna.
Acara serah terima turut disaksikan oleh Menteri BUMN Republik Indonesia, Rini M Soemarno, Panglima TNI yang diwakili oleh Kasum Panglima TNI, Laksamana Madya TNI Didit Herdiawan, Kasal yang diwakili oleh Wakasal, Laksamana Madya TNI Wuspo Lukito, Komisaris Utama PTDI yang diwakili oleh Wakomut PTDI, Marsekal Muda TNI Fahru Zaini Isnanto.