Bisnis.com, BANDUNG - Industri kereta api nasional semakin menunjukkan daya saingnya dengan kembali melakukan ekspor. PT Industri Kereta Api (INKA) melakukan pengiriman hasil tender berjumlah total 250 gerbong kereta penumpang ke Bangladesh.
Pada 2017, INKA memenangkan tender pengadaan kereta penumpang untuk Bangladesh Railway sebanyak 250 gerbong kereta dengan nilai kontrak senilai US$100,89 juta atau sekitar Rp1,4 triliun.
"Ini menunjukan kemampuan engineering dan produk nasional yang sudah bisa menembus pasar ekspor sekaligus menembus pasar-pasar nontradisional," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Minggu (20/1/2019).
Menurutnya, daya saing dan kompetensi membuat INKA yang berkompetisi di negara lain melalui tender tetap bisa memenangi persaingan. Salah satu keunggulan kereta yang diekspor ini adalah Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang mencapai 65%.
Dia menambahkan, struktur industri kereta api akan lebih kuat lagi karena terdapat bahan baku yang lengkap di dalam negeri, seperti baja dan stainless steel. "Di era industri 4.0, keunggulan kita adalah sudah cukup maju teknologinya dan punya pasar domestik yang bisa diarahkan ke ekspor," imbuhnya.
Menurutnya, ekspor produk manufaktur lebih menguntungkan ketimbang ekspor komoditas karena mempunyai daya tahan lebih kuat dan tidak terganggu gejolak naik turun harga komoditas. Sejauh ini, 73% dari total ekspor berasal dari industri pengolahan. Ini membuktikan komoditas bukan lagi menjadi satu-satunya sektor andalan ekspor.
Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro menyampaikan, peluang industri perkeretaapian masih terbuka lebar terutama untuk pasar di Asia Selatan dan Afrika. Untuk memenangkan kompetisi dengan perusahaan dari negara lain, pihaknya mengutamakan kualitas produk yang bagus, harga murah, serta pengiriman cepat.
"Saat ini, INKA tengah menyelesaikan pesanan dari dalam negeri, yakni 438 kereta LRT Jabotabek pesanan PT KAI, rangkaian kereta untuk Filipina, serta menggarap potensi di Srilanka," kata dia.
Untuk terus meningkatkan produktivitas industri ini, pemerintah memberikan dukungan perluasan pabrik INKA di Banyuwangi, Jawa Timur, dengan total nilai investasi sekitar Rp1,63 triliun. Perluasan tersebut meliputi pembangunan workshop dan fasilitas senilai Rp1,34 triliun, serta Perencanaan dan Pengadaan lahan sebesar Rp0,29 triliun.