Bisnis.com, BANDUNG - Indonesia International Furniture Expo (IFEX) kembali digelar. Ajang yang mempertemukan pelaku industri furnitur ini akan dilaksanakan pada 11–14 Maret 2019 di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran.
Sejak pertama kali diselenggarakan, IFEX telah menjadi barometer perkembangan industri mebel dan kerajinan di Indonesia dan menjadi rujukan para pemain industri dunia. Dari tahun ke tahun minat peserta dan pengunjung terus meningkat.
Pada penyelenggaraan 2016, IFEX berhasil menarik sebanyak 9.000 pengunjung, kemudian pada 2017 mencapai 11.000 pengunjung, dan tahun lalu mencapai 12.000 pengunjung yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
"Pembeli luar negeri memberikan respon yang sangat positif terhadap IFEX dan ini merupakan potensi yang harus kita jaga," kata Soenoto, Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Jumat (18/1/2019).
Di era industri 4.0 dimana pemanfaatan internet sudah sedemikian masif, industri mebel dan kerajinan juga dituntut untuk menerapkan internet dan bergerak ke arah digital. Industri mebel dan kerajinan diharapkan bisa mendapatkan keuntungan dari nilai potensi ekonomi yang besar ini.
Soenoto meyakini, dengan memanfaatkan teknologi serta adanya pameran ini akan mampu mengerek penjualan produk furnitur dalam negeri, terutama untuk pasar ekspor karena akses pasar yang sangat terbuka.
Nilai ekspor industri mebel dan kerajinan Indonesia ditargetkan mencapai US$3 miliar pada tahun ini. HIMKI cukup yakin target ini bisa terpenuhi. Pasalnya, pada kuartal III/2018, nilai ekspor industri ini telah mencapai US$2,5 miliar.
"HIMKI sendiri terus mendorong anggotanya untuk terus menggenjot ekspor produk-produk unggulan mereka. Produk mebel dan kerajinan Indonesia banyak diminati pasar dunia karena keunikan desainnya yang kaya akan nilai budaya lokal," jelasnya.