Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mitra Kerinci Targetkan produksi 18.000 Ton Pucuk Teh di Liki

Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, BANDUNG - PT Mitra Kerinci, anak usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) mengandalkan kebun Liki di Solok Selatan, Sumatera Barat untuk produksi pada tahun ini.

Target produksi yang ditetapkan untuk Perkebunan Liki cukup besar yakni mencapai 18.000 ton pucuk teh. Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, produk itu nantinya juga akan dipasarkan di luar negeri.

"Tahun lalu [Kebun Liki] meningkatkan penjualan ekspor 150% dibandingkan tahun sebelumnya dan berhasil menyediakan teh di jaringan Hotel Indonesia dan Maskapai Garuda Indonesia," kata Direktur Pengendalian Usaha RNI Agung P. Murdanoto dalam keterangan resmi, Rabu (9/1/2019).

Dia menambahkan, peningkatan ekspor dan keberhasilan menyuplai produk di lokasi-lokasi strategis itu merupakan langkah awal pijakan Mitra Kerinci termasuk Perkebunan Liki untuk meningkatkan produktivitas perseroan.

Produksi teh di Liki itu berasal dari lahan efektif yang ditanami teh seluas 1.081 hektare dan total lahan Mitra Kerinci mencapai luas 2.025 hektare. Per tahun lalu, produktivitas lahan perseroan mencapai 3,9 ton teh kering per hektare per tahun, jauh di atas rata-rata produktivitas perkebunan teh secara nasional yang hanya 1,6 ton per hektare per tahun.

Adapun, produksi teh Mitra Kerinci sekitar 80% adalah untuk jenis green tea atau teh hijau. Sisanya, white tea, black tea, dan red tea, dengan pemasaran utama untuk kebutuhan ekspor.

"Kami menargetkan produktivitas 2019 meningkat dengan harga jual yang lebih baik. Semoga curah hujan dan cahaya matahari sepanjang tahun ini mencukupi, sebagai modal pertumbuhan tanaman," harap Direktur Mitra Kerinci PT Mitra Kerinci Yosdian Adi.

Pekan lalu, Mitra Kerinci kembali melaksanakan acara tahunan Wiwitan Petik Teh. Ini merupakan acara yang menjadi penanda dimulainya petikan teh pada 2019. Prosesi Wiwitan diawali dengan pemilihan tanaman teh terbaik untuk kemudian dipetik oleh pemuka masyarakat dan tokoh yang dituakan di lingkungan setempat.

"Prosesi pemilihan areal petikan ini mirip dengan budaya luhur Minang ketika akan memulai pembangunan sebuah Rumah Gadang," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Tegar Arief
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper