Bisnis.com,BANDUNG--Kepala Dinas Perhubungan Jabar Dedi Taufik mengatakan reaktivasi jalur kereta ini akan mencakup rute Banjar-Cijulang-Pangandaran-Parigi, Garut-Cikajang, Cikudapateuh Bandung-Banjaran-Ciwidey, Rancaekek-Tanjungsari.
“Beberapa ruas jadi prioritas. Bahkan sosialisasi penertiban untuk jalur Rancaekek-Tanjungsari sudah dilakukan oleh kita,” ujarnya di Bandung, Jumat (14/9/2018).
Program ini menurutnya menggantungkan anggaran sepenuhnya di Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. Jika para pihak kembali serius menggarap proyek ini, Dedi optimis pada 2019 anggaran bisa disiapkan oleh Pusat. “Sekarang tinggal pelaksanaan ada di Kementerian Perhubungan dan PT KAI,” katanya.
Pihaknya menilai dari 4 jalur ini, paling memungkinkan untuk dikerjakan secara cepat adalah jalur Banjar-Cijulang-Pangandaran-Parigi karena dari sisi lahan tidak terlalu berat. Dari penjelasan PT KAI, jalur ini bisa lebih cepat dikerjakan karena tidak banyak lahan yang diduduki warga. “Yang berat ini yang ke Ciwidey, [dampak] sosialnya tinggi karena ada perumahan-perumahan,” ujarnya.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil sendiri menurut Dedi akan mencari solusi bagaimana cara merelokasi warga yang menempati lahan PT KAI agar tidak ada keberatan di lapangan.
Salah satunya kemungkinan mendirikan rumah susun, dan juga konstruksi rel kereta yang elevated. “Ini fokusnya ke kereta penumpang. Dari Ciwidey ke Bandung itu kan banyak, kalau ada kereta itu sangat membantu,” tuturnya.
Pemprov sendiri mengusulkan agar nantinya Kemenhub menambah jumlah stasiun pemberhentian di jalur reaktifasi disesuaikan dengan kondisi wilayah. Dia mencontohkan jika jalur tersebut melewati titik wisata, maka dimungkinkan untuk dibuat stasiun tambahan. “Ini usulan sambil berjalan, kita tunggu saja karena Kementerian yang akan mengerjakan, tapi kita support,” katanya.