Bisnis.com, BANDUNG - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong percepatan penyerapan program Mekaar yang ditarget mencapai 4 juta nasabah hingga akhir tahun ini.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengungkapkan kementeriannya terus berusaha memperbaiki layanan program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) ini, terutama layanan yang diberikan bank BUMN.
"Program Mekaar ini sudah mau jalan hampir tiga tahun, jadi saya ingin mengetahui persoalan apa saja di lapangan, atau apa yang diharapkan dari program ini sehingga menjadi lebih baik," katanya, Sabtu (26/5).
Pada Sabtu (26/5), Kementerian BUMN mengumpulkan 4.000 Account Officer (AO) dari daerah Jawa Barat selatan di Ranca Upas Ciwidey, Kabupaten Bandung. Menteri Rini pun bertanya langsung kepada para AO mengenai perkembangan Mekaar.
"Saya mendengar langsung keluhan-keluhan dari para AO Mekaar ini bagaimana mereka harus ke bank membawa pemasukan ataupun menarik untuk pinjaman baru. Ternyata mereka komplain dengan pelayanan bank BUMN yang kurang bagus. Kita harus memperbaiki kinerjanya,” jelas Rini.
Menteri BUMN akhirnya memutuskan memberi waktu satu bulan untuk perbaikan layanan bank program Mekaar ini.
Dijelaskan, program Mekaar merupakan bentuk nyata keberpihakan pemerintah melalui BUMN dalam meningkatkan ekonomi masyarakat kecil. Program unggulan PT Permodalan Nasional Madani/PNM (Persero) ini juga bisa menjadi upaya efektif meningkatkan inklusi keuangan.
Mekaar sendiri merupakan layanan pemberdayaan melalui pembiayaan berbasis kelompok bagi perempuan pra-sejahtera dengan pendampingan dan pembinaan oleh para AO PNM.
"Mekaar secara langsung memberi akses keuangan pada berbagai masyarakat termasuk kelompok para ibu yang berpotensi menjadi pendukung ekonomi keluarga," ujarnya.
Sejak dimulai pada akhir November 2015, PNM Mekaar ini telah berhasil menyerap puluhan ribu karyawan/AO dan jutaan nasabah. Plafon kredit yang diberikan tersedia mulai dari Rp500.000 sampai dengan Rp3 juta untuk setiap nasabah.
Tercatat, hingga April 2018 nasabah aktif Mekaar secara nasional telah melampaui angka 2,8 juta jiwa dengan lebih dari 22.000 AO yang mendampingi. Khusus di Jawa Barat sendiri, sedikitnya terdapat 662.000 perempuan pra-sejahtera yang sudah menjadi nasabah Mekaar.
Total dana yang tersalurkan sudah mencapai Rp6,76 triliun, dengan rata-rata pembiayaan yang diberikan sebesar Rp 2,1 juta per nasabah.
“Angka kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) Mekaar berada di angka 0,25 persen, ini menunjukkan bahwa sistem pembinaan yang dilakukan kepada para nasabah telah berhasil menciptakan komitmen pengembalian pinjaman yang tinggi pada tiap nasabah,” kata Rini.