Bisnis.com, JAKARTA -- PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Indonesia Port Corporation (IPC) menggandeng sejumlah perusahaan asal Jepang dalam persiapan lelang operator Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat.
Direktur Operasi & Sistem Informasi IPC, Prasetyadi mengatakan perusahaan yang bermitra dengan IPC akan mengambil porsi 49% yang menjadi bagian perusahaan Jepang. Sementara itu, porsi IPC adalah bagian dari paritsipasi perusahaan Indonesia sebesar 51%.
"Kami sudah MoU dengan beberapa perusahaan Jepang sebagai persiapan untuk ikut tender [operator Patimban]. Kami juga sudah bicara dengan perusahaan swasta nasional [untuk ikut dalam konsorsium operator Patimban]," jelasnya di Jakarta, Jumat (2/3/2018).
Sebagaimana diketahui, operator Pelabuhan Patimban adalah konsorsium yang terdiri dari perusahaan Indonesia dan perusahaan Jepang. Sebanyak 51% saham konsorsium dimiliki perusahaan Indonesia sedangkan 49% dimiliki perusahaan Jepang. Kementerian Perhubungan melansir, lelang operator akan dibuka pada Mei atau Juni 2018, mundur dari rencana semula pada Maret 2018.
Prasetyadi menegaskan, IPC akan memegang porsi saham mayoritas dalam konsorsium yang ikut tender operator Pelabuhan Patimban. Dia menungkapkan, perusahaan Jepang yang diajak terlibat dalam konsorsium IPC bergerak di bisnis logistik dan sebelumnya belum pernah berkongsi dengan IPC.
Dalam catatan Bisnis.com, dua tahun silam Mitsui Co. Ltd pernah menyatakan minat untuk bermitra dengan IPC menggarap Pelabuhan Patimban. Mitsui adalah salah satu mitra IPC di New Priok Container Terminal 1 (NPCT1). Di sana, Mitsui bergabung dengan Nippon Yusen Kabushiki Kaisha (NYK Line) dan PSA International Pte Ltd.
Sebelumnya, IPC sudah menyampaikan minat (letter of intent) kepada Kementerian Perhubungan untuk menjadi operator Pelabuhan Patimban dengan porsi saham 51%. Direktur Utama IPC, Elvyn G. Massassya mengatakan perseroan kini menunggu tindaklanjut dari Kemenhub, termasuk kepastian porsi saham yang bisa dimiliki oleh perseroan sebagai operator Pelabuhan Patimban.
Elvyn menjelaskan dengan porsi kepemilikan saham signifikan, IPC akan punya kontrol lebih luas terhadap operasional Pelabuhan Patimban sehingga bisa dipadukan dengan Pelabuhan Tanjung Priok. Dia menekankan, IPC juga sudah mengalokasikan dana Rp2 triliun sebagai syarat modal untuk menjadi operator Patimban.
Sebagaimana diketahui, proyek Pelabuhan Patimban merupakan proyek hasil kerja sama antarpemerintah (G to G) Indonesia dengan Jepang. Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA) telah berkomitmen mengucurkan pinjaman tahap pertama senilai 118 miliar YEN atau setara Rp14,2 triliun untuk tahap pertama ; total pendanaan mencapai Rp42 triliun.
Di tahap pertama, pembangunan Pelabuhan Patimban mencakup terminal petikemas dengan kapasitas 800.000 TEUs dan terminal kendaraan yang bisa menampung 360.000 unit per tahun. Terminal kendaraan diharapkan bisa mulai beroperasi pada Maret 2019.