Bisnis.com, BANDUNG-Direktur Utama Bio Farma M. Rahman Rustan mengungkapkan sejauh ini pasokan vaksin produk perseroan ke luar negeri mayoritas disalurkan melalui lembaga kemanusiaan internasional seperti UNICEF di bawah PBB. Terlebih, katanya, untuk penyaluran vaksin di negara-negara berkembang.
Rahman menegaskan ke depan, perseroan akan memperkuat skema guna mendorong kerjasama yang lebih luas, terutama yang mencakup negara-negara berkembang. “Sekarang terbuka sekali untuk mengoptimalkan kerjasama bilateral untuk memperkuat kerjasama Bio Farma,” ungkapnya di sela pertemuan dengan para duta besar di Bandung, Senin (19/2/2018).
Bio Farma mempunyai keunggulan spesial sebagai produsen vaksin dengan pengakuan internasional. Karena itu, menurut Rahman, terbuka peluang kerjasama yang lebih luas, seperti pasokan vaksin dengan bahan setengah jadi, transfer teknologi, dan pengembangan riset bersama.
Dia mengatakan strategi penguatan mitra internasional tersebut mencakup dua regional, yakni Asia Barat atau Timur Tengah dan Amerika Selatan. Di kawasan tersebut, Bio Farma telah lama menjalin sinergi dengan produsen maupun lembaga riset, terutama di Kuba untuk wilayah Amerika Selatan dan Iran sebagai basis di Asia Barat.
“Dengan orientasi strategi memperkuat jalur bilateral, langsung ke negara mitra ataupun lembaga mitra, produk ekspor kami akan 50% untuk kerjasama langsung, kalau saat ini lewat UNICEF lebih besar bagiannya,” tukas Rahman.
Di sisi lain, untuk memperkuat kerjasama di Iran, Bio Farma mengincar komitmen pengembangan riset bersama dan pertukaran teknologi. Rahman mengakui negara tersebut memiliki riset dan teknologi biomedik yang cukup tinggi.
Sebaliknya, Bio Farma selama ini telah berperan menggembleng para ahli di Iran untuk melakukan lokalisasi produk vaksin. “Para ahli kami diundang oleh Pasteur Institut yang ada di Iran guna memberikan pelatihan manajemen sistem produksi vaksin,” ungkapnya.
Selain itu, Bio Farma juga membuka peluang mempenetrasi pasar herbal di kawasan Timur Tengah. Menurut Rahman, Indonesia mempunyai kekuatan produksi obat-obatan herbal, terutama dikarenakan keragaman hayati.
“Biodiversitas kita punya, industri sudah ada, dan itu dibutuhkan di Timur Tengah,” katanya.
Duta Besar RI untuk Iran Octavino Alimudin mengamini peluang pasar yang cukup besar bagi produk herbal Tanah Air. Menurutnya, kekuatan tersebut merupakan keunggulan yang sukar disaingi negara lain.
Tak hanya itu, Octavino mengungkapkan hingga saat ini, Iran juga masih membutuhkan produk vaksin yang bisa dipasok Bio Farma. “Namun kerjasama itu harus diperluas lagi, terutama di bidang riset medis,” ungkapnya.
Kinerja Bio Farma juga cukup moncer dengan kerjasama bilateral di kawasan Amerika Selatan, terutama di Meksiko. Di negara tersebut, Bio Farma bahkan telah sukses melakukan lokalisasi produk vaksin.
Perseroan membidik Meksiko sebagai basis produksi vaksin untuk kawasan Amerika Selatan dan Tengah. Sedangkan untuk Kuba, Bio Farma mengincar kerjasama teknologi medis yang dikenal cukup maju.